Assalamu’alaikum J
ILT 2013! BERAKSI!
Islamic Leadership Training 2013 adalah suatu pelatihan untuk calon Badan Pengurus Harian (BPH) Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) yang diadakan oleh FSLDJ FMIPA ITS. Acara ini sedang berlangsung pada saat saya sedang menulis tulisan ini. Dimulai dari kemarin, 16 Jumadil Akhir 1434 H (27 April 2013) hingga hari ini. Luar biasa jumlah peserta yang hadir dibandingkan dengan fakultas lainnya, begitu kata ketua JMMI ITS 2012/2013. Alhamdulillah J
Materi demi materi kami dapatkan dari pagi kemarin hingga malam hari. Semua materi insyaAllah berguna bagi kami para calon BPH LDJ ini. Tetapi, kali ini saya ingin membahas salah satu—sebagian—materi yang disampaikan oleh pemateri bernama Mochammad Reza Kusuma tentang perbedaan pendapat kita dan orang lain tentang diri kita sendiri. Sebelum saya menjelaskan banyak hal tentang materi ini, silahkan tonton dulu ini: http://bit.ly/XLSCKI . Mengertikah maksudnya? J Seorang pelukis hebat yang tidak pernah mengenal objek lukisan yaitu seorang manusia, meminta orang tersebut untuk menceritakan bagaimana bentuk wajahnya. Pelukis tersebut melukis wajah sesuai dengan bentuk yang diceritakan oleh si pemilik wajah. Lalu, orang lain juga diminta untuk mendeskripsikan bentuk wajah dari si pemilik wajah tadi. Setelah dibandingkan kedua hasil lukisan tersebut, ternyata lukisan kedua yaitu hasil deskripsi orang lain terhadap wajah si pemilik wajah tersebut lebih bagus. Lebih bagus bagaimana? Yaa lebih cantik (karena semua objek lukisan adalah perempuan), lebih bahagia, lebih ramah dan lebih-lebih yang lain. You are more beautiful than you think. Kamu, lebih cantik dari yang kamu pikirkan. Begitu kalimat terakhirnya. Ternyata kita ini tidak seburuk yang kita pikir. Mungkin lebih tepatnya berprasangka. Kita berprasangka diri kita ini tidak baik, jelek dan prasangka negatif lainnya. Ternyata tidak seburuk itu menurut orang lain.


Jika dihubungkan dengan dakwah, maka nasihatnya adalah kita sebaiknya tidak berprasangka bahwa orang lain yang menjadi objek dakwah kita akan menolak dakwah yang kita sampaikan padanya. Belum tentu ternyata. Jadi, jangan berprasangka di awal, mungkin sebaiknya dicoba dulu. Baru kita akan tau faktanya, bukan sekedar prasangka saja.
Karena kita tidak tau kepada siapa Allah SWT akan memberikan petunjuknya. Dia memberikan petunjuk kepada yang Dia kehendaki. Kita hanya sebagai salah satu sarana yang mungkin akan digunakan oleh Allah SWT agar pentunjuk tersebut tersampai. Begitu katanya J
Okee pejuang dakwah, siap untuk berdakwah lebih ‘keras’ dan lebih semangat? Semoga kita siap J

Surabaya
17 Jumadil Akhir 1434 H

Assalamu’alaikum J
MERDEKA! Hehe. Terinspirasi lagi oleh seorang dosen ITS yang keren Bapak Abdullah Sahab tadi sore dalam acara Labortorium Sintesis Qolbu (LSQ) yang diadakan oleh LDJ Chemistry Islamic Studies Kimia ITS tentang seseorang yang merdeka. Bagaimanakah ciri-ciri orang yang merdeka tersebut? Akan saya jawab dengan kisah berikut.

www.tumblr.com

Ada seorang anak dan ayahnya sedang bepergian ditemani seekor keledai kecil. Sang ayah duduk di atas keledai dan anaknya berjalan kaki. Di suatu tempat mereka bertemu dengan beberapa orang penduduk wilayah tersebut dan berkatalah salah seorang dari mereka, “Ayah ini kok egois sekali yaa. Masa dia naik keledai sedangkan anaknya disuruh berjalan kaki.” Karena disindir seperti itu, sang Ayah akhirnya menyuruh anaknya naik keledai tersebut dan dia berjalan kaki. Bertemu lagi pasangan Ayah dan anak ini di suatu wilayah yang lain dengan beberapa orang penduduk dan berkata salah seorang dari mereka, “Anak yang kurang ajar. Masa Ayahnya disuruh jalan kaki dan dia naik keledai.” Perkataan tersebut membuat Ayah dan anak ini memutuskan untuk tidak naik keledai selama perjalanan. Untuk yang ketiga kalinya mereka dikomentari lagi oleh seorang penduduk di wilayah yang lain. Dia berkata, “Ayah dan anak ini bagaimana sih. Punya keledai tapi kok tidak dinaiki.” Komentar tersebut membuat Ayah dan anak akhirnya setuju untuk naik keledai saja, tidak ada yang berjalan kaki lagi. Lagi-lagi, komentar orang tidak enak terhadap mereka. “Ayah dan anak ini bagaimana sih. Keledai sekecil itu kok dinaiki berdua. Nggak kasian keledainya apa?”. Begitulah 4 komentar yang mereka bertiga (Ayah, anak dan keledai) ini dapatkan dari beberapa orag yang berbeda. Apa kesimpulan dari cerita ini? Okee saya jawab saja sendiri yaa. Kita, manusia, tidak bisa menyenangkan semua hati sesama kita. Ketika melakukan sesuatu, baik itu sesuatu yang bermanfaat atau tidak, pasti ada yang pro dan kontra. Jadi, kesenangan orang terhadap kita tidak bisa menjadi ukuran buruk dan baiknya kita. Lalu apa parameter yang bisa digunakan untuk mengetahui kualitas kita sebagai manusia? Tentu penilaian dari Allah SWT dan Rasulullah SAW J
Apakah cerita di atas menjawab pertanyaan yang ada di atasnya? Belum yaa? Haha. Jadi, jawabannya adalah orang yang merdeka itu tidak tergantung pada penilaian orang lain terhadap dirinya. Tetapi, penilaian Allah SWT dan Rasulullah SAW lah yang menjadi parameter kualitas dirinya. Masya Allah yaa. Hebat sekali orang yang bisa melakukan hal tersebut. Jadi, tugasnya tidak lagi menyenangkan hati sesamanya tetapi menyenangkan Allah SWT dan Rasulullah SAW. Saya jadi teringat sebuah kalimat inspiratif berikut:

Perbaikilah akhiratmu, maka Allah SWT akan memperbaiki duniamu.
Perbaikilah yang tersembunyi, maka Allah SWT akan memperbaiki yang tampak darimu.
Perbaikilah niatmu, maka Allah SWT akan memperbaiki amal-amalmu.
Perbaikilah hubunganmu dengan Allah SWT, maka Allah SWT akan memperbaiki hubunganmu dengan sesamamu.

Maka, dengan menyenangkan Allah SWT dan Rasulullah SAW, secara ‘ajaib’ manusia akan senang kepada kita. Dan hukum ini tidak berlaku sebaliknya. Dan berhatilah-hatilah ketika hati kita terpacu untuk menyenangkan hati sesama kita. Tolak ukur seorang muslim harusnya adalah kesenangan Allah SWT dan Rasulullah SAW terhadap kita. Saya tau ini susah karena kebiasaan kita yang selalu ingin menyenangkan hati orang lain, tetapi harus tetap kita coba yaa. Okee J

Surabaya
16 Jumadil Akhir 1434 H

Assalamu’alaikum J
Pagi yang cerah ini mari kita warnai dengan tulisan saya haha. Pagi menjelang siang pada hari ini, akan saya isis dengan menulis sebuah tulisan yang—diuasahakan—bermanfaat untuk pembaca sekalian. InsyaAllah setiap tulisan di blog ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca karena memang tujuan utamanya adalah berbagi, selain melatih kemampuan saya dalam menulis dan menganalisa sesuatu.
Pagi tadi, pada saat adzan berkumandang, saya sibuk menatap laptop sambil klak-klik sana sini. Mencari tau sesuatu yang penting berkenaan dengan kehidupan saya dan orang banyak. Karena informasi yang sedang saya cari pada saat itu akan menentukan kehidupan saya dan kebermanfaatan saya bagi orang sekitar. Mungkin agak alay yaa, tapi niat saya memang demikian. Sudah capek rasanya menjadi orang yang kerjaannya tiduuurrr aja tiap hari (selain makan dan mandi tentunya).
Pertama, saya searching tentang cara mengetahui potensi diri. Alhamdulillah saya menemukan sebuah website yang memberi saya informasi tentang 3 tes yang bisa membantu saya mengetahui apa saja potensi yang Allah SWT anugerahkan kepada saya. Teman-teman bisa cari sendiri yaa informasi tentang itu, tinggal searching saja kok. Nah dari informasi tersebut saya men-searching lagi 3 macam tes tersebut dan bertemu dengan sebuah website yang member layanan untuk mengetahui potensi yang terkandung dalam diri kita melalui salah satu tes, yaitu tes Strength Typologi. Setelah beberapa menit mengisi pertanyaan yang ada disana, saya mengetahui potensi teratas yang saya miliki, yaitu analitis. Ya! Katanya saya mempunyai potensi di bidang analisa. Pekerjaan yang cocok tentunya berhubungan dengan analisa, peneliti misalnya. Alhamdulillah sesuai dengan jurusan kuliah yang saya jalani sekarang, yaitu bidang kimia. Jika saya meneruskan kuliah hingga S3, insyaAllah saya bisa menjadi peneliti. Aamiin.
Pertanyaannya, mengapa saya tiba-tiba ingin tau potensi diri saya? Padahal sudah hidup selama kurang lebih 19 tahun di dunia ini tapi baru tadi pagi ‘peduli’ dengan potensi diri. Sebenarnya tidak begitu. Saya sudah lama ingin tau potensi diri saya, tapi baru tadi pagi searching tentang hal itu dan alhadulillah menemukan website yang bisa membantu saya. Dan tujuan saya sekarang adalah agar saya bisa dimanfaatkan (dalam arti positif) oleh masyarakat sekitar. Alhamdulillah jika potensi saya berguna bagi agama, yaitu Islam. Semoga J
Sederhana memang tujuan saya tersebut. Tetapi, tidak mudah dalam menjalankannya sepertinya. Ya kita doakan saja, semoga saya bisa bersabar dalam menggali potensi ini dan bisa benar-benar berguna bagi orang lain, bangsa dan agama. Aamiin J

Nb: Bagi yang ingin mengetahui potensi dirinya juga, silahkan kesini. Selamat mencoba J

Surabaya
11 Jumadil Akhir 1434 H

Assalamu'alaikum :)
Hari yang menyenangkan dan sulaman yang luar biasa Ibu Ratna :).
Alm. Ibu Ratna, seorang istri dari salah dosen ITS Surabaya, Bapak Daniel M. Rosyied, yang pintar menyulam. Diceritakan dalam buku kumpulan karya beliau “Sulaman Cinta”, Ibu Ratna adalah seseorang yang ramah, baik hati, sabar dan telaten. Ketelatenan dan kesabaran tersebut tergambar dalam beberapa karyanya yang dipamerkan di Plasa Dr. Angka mulai hari ini sampai Sabtu besok.
Ibu Ratna, seorang apoteker, telah meninggal sekitar setahun yang lalu karena penyakit pra-luekimia. Ternyata selain pintar dalam bidang ilmu pengetahuan, beliau juga memiliki jiwa seni. Terlihat begitu indah sulaman-sulaman beliau yang baru saya lihat tadi sore. Ada sulaman buah-buahan, ballerina, murid dan gurunya yang sedang bertamasya, sepasang burung nuri (yang awalnya saya kira burung kakak tua), garden, rumah, dan banyak lagi. Seperti lukisan ketika dilihat dari jauh, tetapi ketika kita mendekat, ternyata yang dipajang itu adalah hasil sulaman indah Ibu Ratna. Indah sekali, sampek-sampek saya pun ingin belajar menyulam dan berkarya seperti beliau :D
Sepertinya, banyak yang telah beliau lakukan di dunia ini. Sehingga, tak berat rasanya ketika ajal telah tiba dan beliau harus pergi ke dunia lain. Sok tau saya aja sih. Tetapi jujur, saya juga ingin begitu. Ingin melakukan banyak hal yang berguna bagi banyak orang, sehingga nantinya ketika telah sampai waktu saya untuk pergi dari dunia ini, saya merasa tenang. Tenang setenang-tenangnya. Pergi dengan bahagia. Memulai kehidupan baru yang lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Itulah sejatinya keinginan sederhana saya :)

Surabaya
8 Jumadil Akhir 1434 H


Assalamu'alaikum :)

 aishanungky.deviantart.com

Innalillahi Wainnailaihi Ro'jiun. Telah berpulang adik kami yang bernama Burhanuddin Rabbbani Hikmatyar. Mahasiswa PIKTI ITS 2012 pada hari Selasa, 16 April 2013 sekitar jam 23.00 WIB di RSU Haji, Surabaya. Tidak banyak kenangan saya bersamanya. Karena memang saya hanya tau orang dan namanya saja. Semoga amal ibadahnya diterima dan dosa-dosanya diampuni. Aamiin.
Menulis biasanya bisa meringankan sesak yang saya rasakan karena suatu hal. Insya Allah kali ini juga bisa. Sesak karena sebuah kata yang dibawa oleh seorang malaikat bernama 'Izrail. Siapapun, termasuk saya, akan bertemu dengannya. Tentu yang kita harapkan adalah pertemuan yang menyenangkan, bukan sebaliknya.
Setiap ada yang meninggal, yang saya pikirkan adalah sesuatu yang telah dilakukannya di dunia. Kebermanfaatan yang telah ditebarkannya di permukaan bumi. Lalu, memikirkan hal yang sama kepada diri saya, “Seberapa banyakkah manfaat yang telah kamu tebar di permukaan bumi yang luas ini?”. Dan seringkali saya menjadi semakin sesak karena pertanyaan itu.
Pada saat yang sama saya juga memikirkan tentang impian-impian saya dan bertanya, ”Apakah impian saya ini akan bermanfaat bagi orang lain nantinya?” Karena harta yang sebenarnya milik kita adalah yang kita infaqkan. Mungkin impian kita yang sebenarnya adalah impian yang bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Berputar-putar pikiran saya hingga akhirnya saya mendaftarkan diri sebagai OC RDK 34. Acara tersebut diadakan oleh JMMI ITS pada saat bulan Ramadhan. Saya ingin bulan Ramadhan ini tidak lagi seperti kemarin yang banyak terbuang dengan percuma (dibaca: malas-malasan, tidur, nonton TV, dsb). Saya ingin Ramadhan tahun ini lebih baik daripada tahun kemarin. Aamiin. Fighting! :)


sunangunungdjati.com

Pada saat yang sama, saya juga tiba-tiba teringat dengan sebuah tausiyah dari Salim A Fillah pada hari Sabtu minggu lalu. Tentang seorang pria yang hidup di ujung kota (saya lupa di negeri mana). Setiap hari pria tukang kayu ini bersemangat mengajak kaumnya untuk mengikuti para alim ulama dan pemimpin mereka untuk melakukan kebaikan dan beribadah kepada Allah SWT. Semangatnya tersebut dibawanya hingga ajal telah menjemputnya. Sehingga ketika ia masuk syurga, dia masih ingin berbagi kepada kaumnya tentang cara agar bisa masuk syurga seperti dirinya. Ya! Berdakwah! Mengajak orang untuk melakukan kebaikan dan selalu meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Jadi, bagi yang ingin pertemuannya dengan malaikat 'Izrail menjadi momen yang paling ditunggu-tunggu, mari berdakwah! Mari ajak dan lakukan ibadah sesuai dengan perintah-Nya. Mariii :)

Surabaya
7 Jumadil Akhir 1434 H

Assalamu’alaikum J
Hari yang cerah ini bukan hanya untuk jiwa yang sepi. Hari yang cerah ini untuk jiwa yang bisa menikmatinya. So, enjoy it! J
Haha. Hihi. Tadi malam ada sebuah peristiwa menyenangkan. Bersama Dina dan Mbak Yufita, saya berkelana menuju Masjid Al Falah Surabaya untuk mendengarkan kajian dari Ustad Salim A Fillah. Ada potongan tausiyah beliau yang ingin saya share disini. Tentang sebuah ujian dari Allah SWT.

salimafillah.com

Allah SWT menguji hamba-Nya dengan hal yang paling berharga dalam hidupnya. Nabi Ibrahim sangat menginginkan seorang anak sholih yang akan menjadi penerus dakwahnya. Allah SWT mengujinya dengan tidak memberinya anak. Saat usia lanjut, saat kulitnya keriput, barulah beliau dikaruniai anak. Saat anak yang telah lama diidam-idamkan hadir, Allah SWT Nabi Ibrahim untuk meninggalkannya bersama sang Ibu di lembah gersang tanpa tumbuhan di dekat rumah Allah SWT. Dan ketika anak itu tumbuh menjadi anak yang sholih, Allah SWT lagi-lagi menguji Nabi Ibrahim untuk menyembelihnya. Subhanallah… betapa berat ujian yang diterima oleh Nabi Ibrahim.
Seorang Siti Maryam, yang hanya beribadah setiap harinya, diuji oleh Allah SWT dengan kehamilan tanpa sentuhan seorang laki-laki. Dengan keikhlasan dan kesabaran, lahirlah seorang Nabi Isa dari rahimnya.
Rasulullah SAW, sedari kecil terkenal dengan sebutan Al-Amin. Sedari kecil beliau terkenal tidak pernah berbohong satu kata pun. Pada saat berumur 4o tahun, Allah SWT memerintah beliau untuk memberi peringatan di alam semesta ini. Dan seketika itu juga beliau dituduh oleh kaumnya sebagai seorang pembohong, pendusta, pembawa berita palsu. Bayangkan saja, orang yang awalnya dipuji sebagai seorang yang sangat jujur sehingga tidak ada tandingannya di muka bumi ini, tiba-tiba di juluki seorang pembohong karena menyampaikan kebenaran.
Hihi. Jadi, berhatilah-hatilah bagi kita yang menganggap sesuatu, selain Allah SWT, adalah suatu hal yang sangat berharga dalam hidup kita. Karena kita harus rela diuji melalui sesuatu tersebut. Bersiaplah! :D
Baiklah. Cukup untuk hari ini. Semoga beberapa paragraf ini bermanfaat. Aamiin.
Wassalamu’alaikum J

Surabaya
2 Jumadil Akhir 1434 H

Assalamu'alaikum :)
Semangat pagi!
desicomments.com

Bersama hari yang baru selalu tercipta semangat baru. Begitu kan? :) Semoga kita tetap semangat di hari yang baru dimulai beberapa jam ini. Aamiin.
Di pagi yang segar ini harusnya inspirasi datang lebih mudah dan cepat. Harusnya seperti itu, tapi otak saya seperti masih tidur. Mungkin karena besok mau UTS, jadi dia bersiap-siap untuk diajak “nongkrong” ntar malem. Hehe. Baiklah, karena masih belum ada inspirasi buat nulis, saya nyontek media lagi kali ini.
Seperti sebelum-sebelumnya, saya akan mengambil satu artikel di majalah Campus Life edisi September 2012. Artikel ini berjudul “Visul, Auditory, Kinesthetic, Yang Mana Gayamu?. Ketiga gaya tersebut adalah gaya dalam belajar. Banyak mahasiswa atau pelajar yang mengalami kesulitan untuk memahami mata kuliah atau pelajaran. Salah satunya mungkin karena kebiasaan belajar mereka tidak sesuai dengan gaya belajarnya. Untuk mengetahui gaya belajar kamu, silahkan jawab beberapa pertanyaan di bawah ini.

1. Ketika kamu belajar untuk menghadapi ujian, apakah kamu lebih suka:
a. Membaca catatan, rangkuman, atau mengamati diagram dan ilustrasi
b. Meminta teman menguji kamu dengan pertanyaan, atau membaca sambil mulut komat-kamit
c. Menuliskan informasi pada kartu atau corat-coret dan membuat diagram

2. Apa yang kamu lakukan ketika kamu mendengar musik?
a. Melamunkan adegan-adegan yang diceritakan dalam liriknya
b. Bersenandung (humming)
c. Bergoyang sesuai dengan irama, menghentak-hentakkan kaki, dsb.

3. Ketika kamu sedang mencoba memecahkan masalah, kamu:
a. Membuat daftar tindakan yang harus dilakukan dan memberi tanda centang ketika selesai
b. Menelpon teman atau orang yang dianggap ahli
c. Membuat model atau replikanya dan mengutak-atik

4. Ketika kamu membaca santai, buku apa yang kamu pilih?
a. Buku wisata dengan banyak gambar didalamnya
b. Buku misteri dengan banyak dialog di dalamnya
c. Buku teka-teki dimana kamu harus menjawab pertanyaan dan memecahkan puzzle

5. Untuk belajar cara kerja komputer, kamu lebih memilih:
a. Menonton video tentang komputer
b. Mendengarkan seseorang menjelaskannya
c. Membongkar komputer dan mencoba mencari tau sendiri

6. Ketika kamu pergi ke pesta, apa yang kemungkinan kamu ingat keesokan harinya?
a. Wajah orang-orang yang hadir, tapi lupa nama mereka
b. Nama-nama yang hadir, tapi lupa wajah mereka
c. Semua yang kamu lakukan dan katakan ketika disana

7. Ketika kamu sedang mengantri di bioskop untuk membeli tiket, apa yang kamu lakukan?
a. Melihat-lihat poster film lain
b. Ngobrol-ngobrol dengan orang di sebelah kamu
c. Menghentak-hentakkan kaki dan bergerak kesana sini

Skor kamu dominan dimana?
Kalau di …, berarti kamu:
A. Visual
B. Auditory
C. Kinestetik

Visual Learners
  • Sering membuat catatan yang detail banget
  • Cenderung duduk di depan
  • Biasanya berpenampilan rapi dan bersih
  • Sering menutup mata untuk memvisualisasikan atau mengingat sesuatu
  • Mencari sesuatu untuk ditonton jika bosan
  • Tertarik membaca sesuatu yang kaya dengan bahasa-bahasa kiasan

Auditory Learners
  • Suka duduk di tempat strategis supaya mereka dapat mendengar tapi tidak mesti harus memperhatikan apa yang sedang terjadi di depan
  • Suka bersenandung atau berbicara dengan diri mereka sendiri atau orang lain ketika merasa bosan
  • Belajar menghafal dengan cara diucapkan
  • Suka dengan laporan lisan, nggak suka yang tertulis
  • Pintar menjelaskan sesuatu
  • Gampang belajar bahasa asing

Kinestethic Learners
  • Kalau bicara cenderung menggunakan gerakan tangan
  • Ingat apa yang dilakukan tapi lupa apa yang dikatakan atau dilihat
  • Suka mengutak-atik sesuatu kalau merasa bosan
  • Suka duduk dekat pintu sehingga mereka gampang keluar dan jalan-jalan
  • Tidak betah di kelas yang kurang aktivitasnya
  • Berkomunikasi dengan sentuhan dan suka dipuji dengan cara ditepuk punggung

Nah, dengar mengetahui gaya belajar kamu, semoga nilai kamu bisa lebih baik sebelumnya. Bisa lebih semangat buat kuliah dan membanggakan orang tua. Semangat pagi! :)
Wassalamu'alaikum

Surabaya
26 Jumadil Awal 1434 H

Assalamu'alaikum :)
Kembali dengan keheningan, rintik hujan dan rasa rindu untuk menulis. Kali ini saya akan sedikit curhat (lagi). Mungkin akan lebih banyak curhat di tulisan-tulisan berikutnya. Sebenarnya, saya membutuhkan saran. Ada banyak masalah yang tidak bisa (dibaca: mau) saya putuskan hanya dengan menggunakan pikiran dan perasaan saya sendiri. Saya butuh saran lebih banyak sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan segala sesuatu yang akan saya lakukan. Dengan menulis di blog seperti ini mungkin saya tidak akan mendapatkan banyak saran. Tapi, biasanya saya akan sedikit lega ketika yang pikiran perasaan tidak hanya tercipta dan mengendap gak jelas dalam diri. Dengan mengungkapkan masalah yang sedang dialami, seseorang memang cenderung lebih lega. Saya belum tau kenapa. Mungkin ada yang tau? :)
Masalah yang saya hadapi adalah berupa kebingungan dan kegalauan tentang hidup yang akan saya jalani di semester-semester selanjutnya. Tentu keputusan ini akan menentukan aktivitas-aktivitas yang akan saya lakukan di hari-hari berikutnya. Ini tentang suatu hal yang belum pernah terpikirkan untuk saya jalani di kehidupan kampus saya. Study oriented menjadi salah satu dari dua pilihan yang membingungkan. Pilihan lain adalah kebalikan dari pilihan ini. Beberapa waktu lalu Ibu Sri Fatmawati, dosen Kimia FMIPA ITS, mendapatkan penghargaan dari program “Science for Women”. Beliau pergi ke Paris untuk menerima penghargaan itu. Penghargaan itu berada di tingkat internasional dan hanya 15 wanita yang mendaptkannya. Tentu saja itu sesuatu yang WOW dan saya ingin menjadi seperti beliau. Saya ingin menjadi peneliti. Dan untuk mencapai tujuan itu, saya ingin melalui kehidupan kampus jenjang 2 dan 3 (dibaca: S2 dan S3) di negara yang juga menjadi tempat belajar beliau setelah mendapat gelar sarjana yaitu Jepang. Negara itu menjadi impian saya untuk jenjang kehidupan kampus berikutnya. Saya ingin sekali kuliah disana.
Impian besar saya itu membutuhkan perjuangan yang mungkin berat. Dan tentu butuh fokus dan waktu yang lebih banyak untuk belajar. Sedangkan organisasi akan menyita waktu kita. Menjadi mahasiswa organisator harus rela membagi waktu belajarnya untuk organisasinya. Inilah yang menjadi pertimbangan saya untuk menjadi manusia kampus study oriented. Tidak ada lagi organisasi, tidak ada lagi proker (program kerja), tidak ada lagi aktivitas lain selain belajar ilmu kimia dan agama tentunya. Di sisi lain, saya teringat sabda Rasulullah SAW, manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya. Sebelumnya saya berencana untuk bergabung dengan Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) JMMI ITS yang salah satu program kerjanya adalah membantu kampus-kampus lain untuk membantu Lembaga Dakwah Jurusan (LDJ) dan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) mereka agar berfungsi dengan baik. Apalgi sekarang JMMI ITS menjadi PUSKOMDA (Pusat Komunikasi Daerah) untuk provinsi Jawa Timur yang tentu ini adalah amanah besar bagi kami dan akan semakin banyak yang kami lakukan disini. Saya akan berguna disana. Jika saya memilih option ini, meski tidak menjadi manusia terbaik, setidaknya saya akan berguna bagi orang lain. Sedangkan jika saya memilih untuk study oriented, yang saya lakukan hanyalah belajar (dibaca: kuliah). Dan (sepertinya) semakin kecil kemungkinan saya menjadi manusia terbaik. Entahlah yaa... tetapi begitulah menurut pikiran saya saat ini. Menurutmu bagaimana?

blogs.adobe.com

Semoga Allah SWT segera memberikan petunjuk, sehingga kegalauan ini tidak lagi menghantui saya. Semoga hal yang sama juga terjadi pada kawan-kawan semuanya. Semoga masalah kita cepat menemukan solusinya. Aamiin. :)
Wassalamu'alaikum...

Surabaya
25 Jumadil Awal 1434 H

Assalamu'alaikum :)
Seraya menunggu adzan maghrib, saya akan mengajak 10 jari tangan saya untuk menari sejenak. Sekedar menuliskan beberapa paragraf agar tercipta sebuah tulisan. Semoga bermanfaat. Aamiin.
Hari ini, saya akan menceritakan peristiwa yang pernah saya alami beberapa minggu yang lalu. Sebelum saya lupa, peristiwa ini harus tertulis agar abadi (meski sebenarnya tidak ada yang abadi kecuali Dia).
Hari itu, masih pagi. Saya lupa harinya, yang saya ingat hanya waktu peristiwa ini terjadi, matahari masih terasa hangat. Seperti biasa karena sepeda pancal saya rusak, saya harus berjalan kaki ke kampus yang berjarak beberapa kilo saja dari kosan. Hari itu, saya buru-buru menuju kampus karena beberapa menit lagi kuliah akan dimulai. Dengan langkah yang masih normal saya berjalan melewati warung, toko, kosan dan akhirnya melewati jembatan kecil yang terkenal dengan nama Jembatan Shiratul Mustaqim. Mengapa? Karena memang jembatannya kecil dan hanya muat untuk satu motor saja. Beberapa meter dari jembatan, ada seorang cewek menawarkan diri untuk membonceng saya di belakang motornya. Cewek tersebut—seingat saya—memakai baju kotak-kotak merah dan memakai penutup hidung (slayer). Sedikit mengernyitkan dahi, berusaha mengenali suaranya dan mengenali wajahnya yang sebagian tertutup slayer, saya mengiyakan. Begini kira-kira percakapan singkat kami:

She : “Mau bareng gak?”
Saya : “Hah? Boleh.” (Sambil mengernyitkan dahi, berusaha mengenali suara dan wajahnya)
She : “Kamu mau kemana?”
Saya : “Ke jurusan. Hehe. Eh kamu siapa?”
She : “Aku biasa nebengin anak yang jalan sendirian.” (Maksudnya, “Kamu nggak kenal aku kok”)
Saya : “Oh... kamu jurusan apa?”
She : “Biologi.”
Saya : “Namamu siapa?”
She : “Ari.”
Saya : “Oalah... Ari. Makasih yaa.”
She : “Iyaa. Sama-sama. Mau diturunin dimana nih?”
Saya : “Aku jurusan Kimia. Turunin di deket masjid aja.”
She : “Okee.”

Beberapa menit berlalu, saya sampai di sebelah selatan masjid dan saatnya saya turun. Sebenarnya, saya ingin bertanya lebih banyak atau sekedar menyalaminya dan mengenalkan diri. Sayangnya, mungkin karena buru-buru, dia berlalu begitu saja. Alhamdulillah masih sempat bilang terima kasih sebelum dia berlalu.
Kisah yang sederhana kan? Tapi, sungguh, dari sekian ribu mahasiswi bermotor yang tidak membonceng siapapun dan tidak memiliki kepentingan yang mendesak, hanya Ari yang menginspirasi saya dengan cara yang seperti itu. Ternyata dengan perbuatan baik yang sederhana, kita bisa menginspirasi orang yaa :)

Ari, terima kasih saya ucapkan sekali lagi. Saya ingin mengenalmu lebih dekat sebenarnya. Ingin tau lebih banyak tentang cerita kebaikanmu. Ingin terinspirasi sekali lagi atau mungkin berkali-kali oleh perbuatan baikmu yang sederhana. Tetapi, tetap saya ucapkan terima kasih meski hanya sekali. Terima kasih :)

Surabaya
24 Jumadil Awal 1434 H

Assalamu'alaikum :)
Persaingan semakin cepat pemirsaaahhh... Persaingan apa? Persaingan antara saya dan teman saya dalam dunia tulis-menulis. Kami sepakat untuk memberi penghargaan kepada salah satu diantara kami yang berhasil menulis postingan terbanyak di akhir tahun. Yap! Perjalanan masih panjang dan terlalu dini untuk menyerah. Wkwkwkw...
Beberapa hari atau bahkan bulan ke depan rasanya saya tidak akan bingung hendak menulis apa. Terinspirasi dari sebuah blog (ini blognya) yang baru beberapa menit yang lalu saya baca, beberapa postingan akan mengisahkan seorang gadis (bukan saya!) yang sedang berusaha untuk menjalani kehidupannya dengan damai. Peaceee... dan insyaAllah akan selalu ada nilai kehidupan yang bisa dipetik dari kisahnya.
Okee. Kisah si gadis akan dimulai dari postingan ini. Dengan sengaja dan penuh kesadaran, kisah ini diberi judul “100 Hari Belajar Bersama Zahra”.


Hari Pertama
Zahra, gadis pendiam, terkadang rame, terkadang juga tidak jelas, sedang merenung. Apa saja yang dia lakukan selama ini? Kok sampai umur hampir berkepala dua begini dia tidak juga mendapatkan suatu prestasi yang bisa dibanggakan. Apakah waktu yang diberi oleh Allah kepadanya hanya digunakan untuk bermain-main saja? Zahra masih diam. Sendirian di suatu taman.
Hari ini tanggal 22 Jumadil Awal 1434 H atau 2 April 2013 M, dan sedari tadi pagi kegiatan Zahra hanya kuliah, diselingin kegiatan biasa seperti sarapan, bercanda dengan teman, tidur, melamun dan sebagainya. Tidak ada yang istimewa di hari ini.
Jam 12.40 WITS (Waktu Indonesia Bagian ITS) kegiatan rutin (kuliah) Zahra telah selesai. Setelah keluar dari ruang kelas, Zahra menuju tempat yang sejuk. Yes! Masjid Manarul Ilmi ITS. Zahra adalah salah satu dari sekian ribu mahasiswi ITS Surabaya. Disana dia, seperti muslim yang lain, sholat dan berdoa. Berdoa sehabis sholat tidak boleh ketinggalan. Karena, Zahra punya permintaan yang harus dia sampaikan sesering mungkin (minimal 7 kali sehari) kepada Allah SWT. Dia ingin kuliah di luar negeri. Yes! Jepang. Mengapa Jepang? Dengan kemajuan teknologi yang pesat di negara itu, nilai-nilai penting seperti kebersihan dan kedisiplinan diterapkan disana. Padahal, muslim hanya beberapa persen disana, menjadi minoritas, berbeda dengan muslim di Indonesia yang menjadi mayoritas. Sesederhana itu alasan Zahra ingin kuliah di Jepang. Semoga Zahra bisa melanjutkan studi S2 ke Jepang dengan beasiswa. Aamiin.
Zahra bingung. Luar biasa bingung. Tapi dia tetep kalem. Banyak yang harus dipersiapkan untuk bisa mendapatkan beasiswa ke Jepang. Apa saja? Yang dia tau, nilai TOEFLnya harus di atas 500 dan tentu nilai akademiknya harus bagus. IPK di bawah 3.5 rasanya akan sulit untuk mewujudkan impiannya itu. Dua syarat itu saja dulu, syarat-syarat yang lain belakangan dulu. Zahra masih fokus pada dua syarat itu. Begitu berat rasanya. Tapi, terlalu dini untuk menyerah. Dini pun rasanya juga tidak mau menyerah sedini ini. Siapa Dini? I don't know hahaha
Apa yang akan dilakukan Zahra untuk memenuhi dua syarat itu? Pertanyaan tersebut akan terjawab pada hari berikutnya. Cerita dari Zahra cukup sampai disini dulu.

Okee. Tunggu episode selanjutnya yaa :) Saran dan kritik yang membangun ditungguuu...
Wassalamu'alaikum :)

Surabaya
22 Jumadil Awal 1434 H

Assalamu'alaikum :)

www.deviantart.com

Malam yang tenang meski dengan rintik hujan dan kilatan petir. Tenang karena insyaAllah masih diberi nikmat iman dan Islam. Tenang karena masih diberi kesempatan hidup sampai detik ini. Alhamdulillah...
Malam yang tenang ini kana diwarnai oleh suara jari yang menari di atas keyboard laptop. Tenang, tidak akan mengganggu siapapun meski geraknya cepat. Jari ini memang tidak bermaksud mengganggu, hanya ingin menuliskan sebuah pikiran dalam otak dan rasa dalam hati yang perlu untuk diwujudkan dalam sebuah tulisan. Harapannya, semoga memberi manfaat kepada siapapun. Aamiin :)
Tulisan ini tentang penulis yang selalu ingin jadi orang yang biasa. Tapi, alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk terus berusaha hingga sekarang karena belum bisa menjadi orang yang biasa. Bukan berarti sedang menjadi orang yang luar biasa, tapi tidak biasa. Tidak biasa, bukan luar biasa. Mengapa ingin menjadi orang yang biasa?
Hampir semua orang ingin menjadi orang yang luar biasa. Luar biasa prestasinya, luar biasa kontribusinya, luar biasa ibadahnya dan luar biasa kebermanfaatannya. Tapi, saya rasa perlu untuk menjadi orang yang biasa dahulu untuk kemudian menjadi yang luar biasa. Sepakat? Belum? Okee. Mungkin perlu disamakan definisi “orang biasa” disini.
Orang biasa, bukan biasa-biasa saja kehidupannya, bukan biasa-biasa saja prestasinya, bukan biasa-biasa saja kontribusinya, ibadahnya dan kebermanfaatannya. Tetapi, orang biasa adalah orang yang biasa sabar dalam menghadapi segala sesuatu, biasa selalu bersyukur atas segala takdir, biasa berprasangka baik terhadap manusia dan Allah SWT, biasa tersenyum dalam keadaan apapun, biasa bersikap ramah terhadap siapapun, biasa menjadi teman dan sahabat yang setia, biasa membahagiakan orang tua, biasa total dalam melakukan apapun terutama ibadah, biasa melakukan segala hal hanya untuk mengharapkan ridho Allah SWT, biasa berusaha dan berdoa dengan penuh keyakinan, biasa memberi kepada yang membutuhkan, dan “biasa” yang lain.
Sampai disini, apakah ada yang belum sepakat dengan pernyataan saya pada paragraf dua di atas? Tidak harus sepakat, berbeda pendapat itu baik. Dengan begitu kita bisa berkomunikasi, bertukar pikiran dan saling berbagi ilmu satu sama lain. Sepakat? Alhamdulillah :)
Jari ini belum lelah menari, keyboard pun masih menyimpan rasa rindu pada ujung jari yang semakin jarang menemuinya. Sayang sekali, kebiasaan buruk penulis yaitu tidak bisa bangun jam 3 pagi jika tidur terlalu larut membuat pertemuan ini harus berakhir untuk kemudian dilanjutnya kembali pada episode berikutnya. Sampai jumpa.
Wassalamua'alaikum :)

Surabaya
21 Jumadil Awal 1434 H