Assalamualaikum J
Hari ini saya ingin bercerita tentang—entah keberuntungan atau kemalangan—suatu peristiwa tidak diinginkan yang terjadi kemarin lusa, 11 Rabi’ul Awal 1434 H.
Kemarin, saya seharusnya berangkat ke Banyuwangi dengan kereta dari Stasiun Gubeng. Saya, seharusnya, hari ini sudah berada di Banyuwangi bersama Ajeng, Ipin dan Andika bersilaturahmi ke rumah Apin, tentunya di Banyuwangi. Tetapi, memang karena manusia hanya bisa berencana dan Tuhan yang menentukan, saya masih di kos hari ini. Alasannya? Sederhana. Saya telat naik kereta. Alhamdulillah -_________-
Jadi, ceritanya, jadwal berangkat kereta dari Stasiun Gubeng, Surabaya, menuju stasiun Banyuwangibaru, Banyuwangi, jam 13.50 WIB. Dan saya berusaha untuk mencapai Stasiun Gubeng sekitar jam 13.00 WIB. Dan nyampek di Stasiun Gubeng sekitar jam 14.30an WIB. Kereta baru berangkat, yang artinya kereta telat dari jadwal yang tertulis di tiket, tapi sayanya lebih telat. Alasannya? Sederhana. Saya tidak tau jalan menuju Stasiun Gubeng. Dan yang mengantar saya menuju Stasiun Gubeng juga tidak tau jalan. Itu salah satu kesalahan yang saa lakukan. Beberapa yang lain adalah sebagai berikut:
1.      Ngentengin waktu. Harusnya (mungkin) berangkat lebih awal karena saya dan Nafi’ (yang mengantar saya) juga tidak tau jalan. Namun, karena saya ber-positive thinking dari awal bahwa kami tidak akan nyasar, jadinya tidak ada waktu yang kami sediakan untuk kemungkinan nyasar tersebut.
2.      Tidak berkoordinasi dengan teman-teman (Ajeng, Ipin, Andika). Sudah sadar bahwa saya dan Nafi sama-sama tidak tau jalan, tapi tetap saja nekad untuk jalan sendiri (maksudnya berdua). Seharusnya kan berangkat bareng mereka dari ITS. Memang sebelumnya sudah berkoordinasi dengan Ajeng, tapi karena koordinasi tidak ‘jalan’, akhirnya Ajeng sudah sampai di Stasiun Gubeng sebelum jam 13.50 WIB sedangkan saya masih berkelana di jalan bersama Nafi’.
3.      Meminta diantar oleh Nafi’ yang notabene juga tidak tau jalan (seperti yang sudah saya utarakan di depan tadi).
Sebenarnya, beberapa menit sebelum kereta sampai di Stasiun Gubeng, saya sudah menerima informasi bahwa keretanya sudah berangkat. Tapi, karena saya orang yang (kadang) pantang untuk menyerah, saya memutuskan untuk tetap mencari jalan menuju Stasiun Gubeng. Akhirnya memang sampai, pada kekecewaan. Kereta sudah berangkat beberapa menit yang lalu. Dan saya pun memutuskan untuk pulang, kek kos.
Perlu Anda sekalian ketahui, bahwa ini pertama kalinya dalam sejarah hidup saya, saya membeli tiket kereta api tuuut tuuut tuuut. Yang artinya baru pertama kalinya saya bermaksud untuk naik kereta api tuuut tuuut tuuut. Dan, gagal dengan suksesnya. Tiket kereta api tuuut tuuut tuuut ekonomi yang saya beli seharga Rp. 54.000,- (Rp. 35.000 harga tiketnya, Rp. 15.000 buat nyogok Pak Polisi yang sedang melaksanakan tugasnya saat itu dan Rp. 4.000 untuk parker motor) tidak bisa digunakan sampai akhir menutup mata. Alhamdulillah -_______-
Kekecewaan pertama telah saya curhatkan di atas. Kekecewaan kedua adalah teruntuk orang tua saya—khususnya Ibu—di rumah. Ya! Saya kecewa karena reaksi beliau ketika saya member kabar gembira ini (telat naik kereta api tuuut tuuut tuuut) adalah: Pertama, bilang,”Jadi, uangnya dibuang-buang gitu?”. Kedua, bilang,”Lain kali tidak boleh liburan (maksudnya berenacana liburan, red) ke rumah temen-temen lagi.” Dua kalimat yang menurut saya tidak tepat diucapkan kala itu. Kenapa? Karena saat itu saya sedang kesal dan membutuhkan ketenangan, bukan ‘amarah’ seperti itu. Ya! Itu tentang psikologi yang—sepertinya—tidak dimengerti Ibu saya. Pendidikan memang mempengaruhi cara berpikir.
Yang saya sadari sejak dari dulu terkait dengan kebiasaan orang tua yang mengandalkan amarah dalam menyelesaikan masalah dengan anak adalah cara itu sudah tidak efektif lagi—atau memang dari dulu tidak efektif. Karena orang tua saya tipe orang tua yang mengandalkan amarah dalam menyelesaikan masalah dengan anaknya, dan saya tidak belajar dari amarah itu. Saya memang terkadang takut melakukan sesuatu yang kalah karena takut dimarahi, tapi sungguh itu bukan cara yang efektif. Beberapa pertanyaan yang muncul dari otak saya ketika itu adalah:
1.      Ketika marah bukan lagi solusi untuk menasihati anak, lalu apa yang harus dilakukan orang tua?
2.      Bagaimana cara memberitahukan orang tua saya bahwa marah bukanlah solusi yang tepat untuk saya saat ini—mungkin seterusnya?
3.      Apakah jika anak melakukan kesalahan—misal, seperti yang saya lakukan—dia tidak boleh berencana untuk berlibur ke rumah temannya lagi? Apakah itu adalah cara yang tidak tepat untuk menghukum anak?
4.      Kapan saya pulang?
Pertanyaan terakhir berkaitan dengan malasnya saya mendengarkan Bapak dan Ibu—mungkin juga Mbah—marah karena kesalahan kecil ini. Entahlah…saya merasa tidak pelu dimarahi karena tidak aka nada manfaatnya. Tiketnya jelas sudah tidak bisa digunakan lagi. Dan saya—jika dimarahi—tidak akan berubah dari kebiasaan mengentengkan waktu jika memang saya tidak berniat seperti itu. Artinya—mungkin karena sudah terbiasa dimarahi—marah tidak lagi berefek kepada saya.
Pada akhirnya, saya terdampar di kosan bersama Nafi’, kak Ota (Qurrota) yang baru balik kemarin karena ada acara hari ini dan Eli yang juga baru balik kemarin. Berempat, di kosan yang sepi dupi ini. Karena musim kuliah masih akan dimulai tanggal 11 Februari 2013.
Dan terima kasih yang mendalam saya haturkan kepada Nafi’ yang telah bersedia mengantar saya dan telah ikhlas saya berantakin acaranya untuk kumpul komunal bersama teman seangkatannya dan kumpul bersama temannya di UKM Maritime Challenge. Hehe.
Sebenarnya yang saya ingin share disini adalah tentangnya pentingnya belajar menjadi orang tua yang baik. Orang tua yang bisa menjadi orang tua sekaligus sahabat bagi anaknya. Yang tidak mengandalkan amarah dalam mendidik anak. Itulah alasan saya membuat halaman Prophetic Parenting yang sampai sekarang belum terisi apa-apa. Hehe :D
Pendidikan memang mempengaruhi cara berpikir. Meski sudah saya belikan majalah tentang Prophetic Parenting, Ibu saya masih sama seperti dulu. Seperti tidak pernah membacanya, padahal sudah dibaca meski sedikit. Sepertinya sama sekali belum dipraktekkan. Karena Ibu saya yang notabene hanya lulusan SMP, sepertinya tidak mengerti pentingnya belajar untuk mendidik anak seperti yang telah diajarkan Rasulullah. Beliau tidak mengerti bahwa cara yang digunakan oleh orang tua untuk mendidik anaknya sangat memperngaruhi cara berpikir dan berperasaan anaknya. Ini masalah psikologi, jelas Ibu saya tidak mengerti. Yah…pendidikan memang mempengaruhi cara berpikir.
Baiklah pembaca fillah… sampai disini dulu cerita saya. Semoga yang lumayan panjang ini bermanfaat. Aamiin J. Dan saya ingin mengucapkan Selamat Merayakan Kelahiran Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kita bisa menjadikan beliau teladan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin J

Surabaya
13 Rabi’ul Awal 1434 H


Assalamualaikum J
Alhamdulillah saya sudah di rumah tercinta sejak kemarin. FYI aja sih. :D
Baru saja saya selesai menonton film Al Fatih. Seru sih. Lumayan lah. Tapi, ada beberapa hal yang tidak saya suka di film itu.
Beberapa diantaranya:
  1. Istri Mehmed (Muhammad Al Fatih) tidak berkerudung dengan syar'i. Rambutnya dibiarkan terurai dan dilihat oleh orang selain mahramnya.
  2. Hasan, yang suka berlatih pedang dengan Mehmed pada saat beliau belum menduduki tahta, berhubungan dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Yah...mungkin semacam pacaran gitu. Emang boleh begitu?
Film Muhammad Al Fatih

Cukup dua hal mengecewakan tersebut yang perlu saya tulis disini. Dua yang banyak terjadi di jaman sekarang. Kerudung yang 'belum' syar'i dan p*****n yang sudah membudaya dalam masyarakat Islam, padahal jelas hubungan seperti itu tidak diperbolehkan oleh Islam. Jelas tertulis dalam Al Qur'an.

وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاء سَبِيلاً

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”

Bukan merasa sudah baik. Saya juga masih sangat perlu untuk banyak belajar. Tapi, saya rasa tidak salah jika saya ingin mengingat saudara seiman. Yang bisa dilakukan, kenapa tidak dilakukan. Yang bisa dihindari, kenapa tidak dihindari.
Jika ada yang bilang Islam sekarang lemah, itu juga karena kita. Kita, umat Islam, tidak menjalankan Islam seperti para pendahulu kita.
Tidak sedikit yang kuat imannya. Tidak sedikit juga yang sudah melemah sejak dulu. Krisis identitas, seperti yang dialami rakyat Indonesia.
Yang lemah, termasuk saya, tidak juga sadar kalau perlu banyak belajar. Mungkin karena antara pikiran dan perasaan tidak sinkron. Sudah tau perlu banyak belajar, masih belum juga belajar banyak. Semoga cepat sadar yaa J
Yang bisa dilakukan, mari lakukan. Yang belum bisa, semoga menyusul. Dan tulisan yang sedikit ini, semoga bermanfaat. Aamiin.

Probolinggo
6 Rabi'ul Awal 1434 H

Assalamualaikum J
Hari ini, sehari sebelum saya pulang ke Probolinggo, saya ingin berbagi subbab dalam buku Quantum Ikhlas nya Erbe Sentanu. Izinkan Hati Anda Membantu. Tulisan ini mungkin akan selesai dibaca dalam 2 atau 3 menit saja, tapi manfaatnya insya Allah akan lama (jika diamalkan tentunya).
Dalam subbab ini, Erbe Sentanu menceritakan tentang salah satu rahasia suksesnya, yaitu meskipun beliau kelihatan bekerja, sebenarnya beliau tidak mengerjakan semuanya. Beliau hanya mengerjakan yang perlu segera dikerjakan. Untuk yang belum atau tidak bisa, beliau limpahkan pada alam bawah sadar untuk ia kerjakan.
Caranya adalah membuat “Daftar Pekerjaanku” dan “Daftar Pekerjaan Hatiku”. Contohnya sebagai berikut:

Daftar Pekerjaanku
  1. Membuat proposal bisnis
  2. Memasang iklan bisnis
  3. Mengikuti pameran dagang dan lain-lain
  4. Melakukan konsolidasi internal
  5. Mneghubungi negosiasi dengan prinsipal
  6. Melakukan presentasi dan lain-lain
  7. Mengirim surat lamaran
  8. Bergabung di Professional Club
  9. Mengikuti program public speaking, dan lain-lain

Daftar Pekerjaan Hatiku
  1. Mencarikan partner bisnis yang paling tepat untukku
  2. Mencari cara agar target penjualan akhir tahun tercapai dengan cepat dan mudah
  3. Mencarikan pekerjaan yang paling sesuai dengan kondisi dan keinginanku

Dan pesan beliau dalam subbab ini adalah Be Creative, be smart, and have fun! J

Surabaya
3 Rabi'ul Awal 1434 H


Assalamualaikum J
Hari ini, Sabtu yang sibuk bagi mahasiswa “baru” 2012, saya ingin berbagi tentang sebuah cerita yang menarik. Tentunya ada pelajaran berharga juga didalamnya.
Sebenarnya cerita ini sudah daya dapat sejak lama. Yah sekitar dua minggu yang lalu lah. Meep yaa baru transfer sekarang. Huhu :D
Begini ceritanya...
Ada dua orang lelaki dewasa yang berjanji akan bertemu di rumah salah seorang diantara mereka jam 07.00 waktu setempat. Karena rumah yang akan dijadikan tempat untuk bertemu adalah rumah lelaki yang terkenal tepat waktu—yang kemudian kita panggil dia dengan nama Fulan A—maka, lelaki yang akan pergi ke rumah Fulan A—yang kemudian kita beri nama Fulan B—datang lebih cepat dari waktu yang ditentukan.
Sesampainya di rumah Fulan A, ternyata Fulan B tidak diijinkan masuk oleh security yang bertugas di rumah Fulan A. Padahal, jam masih menunjukkan jam 06.45 waktu setempat, karena katanya Fulan B sudah terlambat. Akhirnya Fulan B memutuskan untuk menunggu saja.
Mungkin karena merasa kasihan, akhirnya Fulan B dipersilahkan masuk. Di dalam rumah, Fulan B melihat-lihat sebuah akuarium. Dan Fulan B bertanya tentang akuarium itu kepada Fulan A, sang pemilik akuarium sekaligus rumah.

http://www.extravaganzi.com

Fulan B : “Bapak suka ikan?”
Fulan A : “Iya.”
Fulan B : “Kok tega mengurung ikan di akuarium, Pak? Kan kasihan ikannya. Tidak bebas. Dia akan lebih bebas di habitatnya.”
Fulan A : “Itulah kesombongan manusia. Dia merasa sangat butuh kebebasan, sehingga tidak mau dibatasi. Belum tentu ikan itu akan lebih baik jika saya lepas di sungai, danau atau dimanapun. Bisa saja kan dia nanti menabrak batu dan mati.”
Fulan B : “Kalau tinggal disini, apa itu yang terbaik untuk ikan itu?”
Fulan A : “Belum tentu juga. Tapi, saya kan menjamin kehidupan ikan ini. Saya menjamin makanannya. Saya menjamin airnya akan selalu saya ganti secara berkala. Saya juga menjamin sirkulasi udara dalam air, dan sebagainya.”

Begitulah kira-kira akhir percakapan tersebut. Dapat nggak ibrahnya? J
Jika dikaitkan dengan kehidupan manusia, cerita diatas sangat erat kaitannya. Seringkali, manusia merasa sangat butuh kebebasan, sehingga ia tidak mau dibatasi. Ia tidak suka terhadap peraturan-peraturan yang dianggapnya menghambat kreativitasnya dan alasan-alasan yang lain. “Memang, kalau itu dibatasi, manusia akan lebih baik?”. Jawabannya, Iyaa! Karena sudah ada yang menjamin. Allah SWT telah menjamin rejeki, jodoh, dan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Meski Allah SWT seakan membatasi manusia dalam berpakaian, dia menjamin itu tidak akan menghambat rezekinya, jodohnya dan lain-lainnya. Allah SWT yang menjamin dan seharusnya tidak ada keraguan pada-Nya.
Lagi pula, manusia memang butuh untuk dibatasi. Coba saja bayangkan jika penglihatan manusia tidak ada batasnya. Dia bisa melihat makhluk hidup yang ukurannya sekian milimikron. Apa hidupnya akan seindah sekarang? Jika pendengaran manusia tidak dibatasi, misal dia bisa mendengar bakteri yang sedang berbincang-bincang. Padahal, disekitar kita ada banyak sekali bakteri bertebaran disana sini, apa hidup manusia akan setenang sekarang? Itulah perlunya keterbatasan manusia.
Cerita yang sederhana ternyata memberikan pelajaran yang begitu berharga. Semoga kita bisa selalu bersyukur dan yakin semua yang ditentukan oleh Allah itu yang terbaik. Aamiin. J

Surabaya
29 Syafar 1434 H




Assalamualaikum J
Alhamdulillah… Nikmat yang tidak terhitung belum benar-benar bisa disyukuri sampai saat ini. Mungkin, harus disyukuri dulu nikmat yang telah bisa disyukuri. Insya Allah nanti yang lain bisa menyusul untuk bisa disyukuri. Aamiin ~~~
Ada yang sedang malas kuliah? Insya Allah ini bisa menjadi obat penyakit menular dan akut tersebut. Saya menemukannya di Majalah Campus Life halaman 61 edisi Juli 2012.
Artikel ini cukup menarik. Uuummm… menarik sekali. Karena menginformasikan tentang kakek-kakek hebat yang masih semangat untuk meraih gelar sarjananya yang sempat tertunda beberapa tahun karena alasan-alasan tertentu. Kakek-kakek hebat tersebut adalah:

Harold Jones (85)
Kakek ini berasal dari Inggris. Gelar sarjananya berhasil dia dapatkan ketika berumur 66 tahun. Perang Dunia II memaksa kakek ini meninggalkan wisudanya. Kakek Jones dikirim untuk menyelesaikan pelatihan di angkatan laut Inggris tahun 1945. Karena menginginkan ijazah, kakek Jones kembali ke kampus sampai dinyatakan lulus.

Chao Muhe (96)
Tujuannya mulia sekali. Kakek Chao mendaftarkan dirinya ke University of South China karena ingin menyemangati cucunya untuk meraih pendidikan setinggi mungkin. Grandpa Chao, panggilan akrabnya, tidak pernah bolos kuliah meski harus bangun jam 5 pagi untuk mengejar beberapa bus hingga mencapai kampusnya. Grandpa Chao juga terkadang harus belajar sampai jam 2 pagi agar tidak ketinggalan dengan teman-teman kuliahnya yang usianya lebih muda.

Allan Stewart (97)
Kakek Stewart meraih gelar sarjananya di usia hampir 100 tahun di Southern Cross University di Lismore, New South Wales, Australia. Kakek Stewart merupakan mahasiswa paling tua di kampusnya. Alasannya memutuskan untuk kuliah cukup menarik, yaitu untuk mengusir kebosanan.

Joseph Pinsky (85)
Kakek enerjik ini menerima gelar sarjananya dari Kingsborough Community College di Brooklyn, New York. Kakek Pinsky lulus SMA saat terjadinya PD II. Butuh 10 tahun bagi kakek Pinsky untuk menyelesaikan studinya. Beliau juga sempat cuti karena sakit.

Nah… buat yang muda-muda nih (atau dewasa) yang masih saja malas kuliah, tidak malu dengan empat kakek diatas? Saya saja malu, hahaha :D
Okeelah. Semoga artikel ini bermanfaat dan sukses buat kalian hari ini ^_^

Surabaya
28 Syafar 1434 H

Assalamualaikum :)
Selamat pagi. Semoga kita selamat pagi ini dan seterusnya. Semoga bisa mensyukuri hari ini karena jarang ada yang bisa bersyukur disaat-saat UAS seperti saat ini. Mengeluh itu hal wajib sepertinya. Tapi, mari sekali lagi (dan terus) mencoba untuk bersyukur kepada Allah SWT.
Buka-buka majalah Suara Hidayatullah alhamdulillah menemukan sebuah artikel yang bagus. Memang edisi majalah ini sudah sangat lama, yaitu edisi bulan Rabiul Akhir 1433 (Maret 2012). Tapi, ilmu yang ada di dalamnya tetap dan pasti kita butuhkan. Jadi, sebaiknya kita tidak 'mengejek' sumber-sumber ilmu yang sudah 'tua'. Karena pasti kita butuh informasi yang ada didalamnya.

Suara Hidayatullah halaman 32

Sebuah artikel berjudul “Petir Sumber Ketakutan dan Harapan” akan saya tulis insya Allah persis seperti yang ada di majalah Suara Hidayatullah halaman 32. Begini artikelnya:

Saat hujan deras langit tiba-tiba menyala. Selang beberapa detik kemudian disusul oleh suara yang menggelegar seperti dentuman bom berdaya ledak tinggi. Tidak jarang bagi anak keil maupun orang dewasa merasa takut dan cemas saat mendengar suara tersebut.
Gejala alam di atas lazim disebut petir atau halilintar. Petir terjadi karena adanya perbedaan potensial antara awan dan bumi atau awan antar awan yang bermuatan listrik positif (+) dan negatif (-). petir lebih sering terjadi saat musim hujan, karena pada keadaan tersebut udara mengandung kadar air yang tinggi sehingga daya isolasinya turun dan arus lebih mudah mengalir.
Harun Yahya, seorang ilmuwan muslim asal Turki, dalam website-nya menulis bahwa kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Sambaran kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Sambaran kilatan petir memiliki kecepatan 96.000 km/jam. Energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit listrik di negara mana pun.
Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat celcius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt.
Dalam ayat-ayat tentang petir Allah SWT menghadirkan petir pada umat manusia sebagai sumber harapan dan takut. “Dia-lah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.” (Ar-Ra'd [13] : 12)
Sumber harapan karena petir menghasilkan molekul nitrogen yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan untuk menunjang hidupnya. Dengan demikian keseimbangan alam ini tetap terjaga, karena manusia juga sangat membutuhkan tumbuh-tumbuhan dalam kehidupannya.
Sumber rasa takut karena sifat-sifat yang dimiliki petir sangat membahayakan jiwa manusia jika tersambar kilatannya. Seringkali kita dengar atau kita saksikan adanya manusia yang meregang nyawa setelah tersambar petir. Sebelumnya juga telah ada manusia-manusia yang menjadi korban sambaran petir, seperti yang menimpa kaum Nabi Musa 'alaihisssalam. Peristiwa ini terekam dalam Al-Qur'an.
Dan ingatlah ketika kamu berkata,'Wahai Musa! Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan jelas,' maka petir menyambarmu, sedang kamu menyaksikan. Kemudian, Kami membangkitkan kamu setelah kamu mati, agar kamu bersyukur.” (Al-Baqarah [2] : 55-56)
Setiap muslim dianjurkan untuk berdoa ketika kilatan petir tengah menyala-nyala. Berikut adalah doanya yang menurut Al-Albani sebagai Hadist mauquf yang sahih sanadnya:
Subhanalladzi yasabbihur ro'du bi hamdihi wal mala-ikatu min khiifatih” (Mahasuci Allah yang petir dan malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya).

Begitulah artikelnya. Dan yang saya tau, petir tidak hanya menghasilkan molekul nitrogen yang berguna bagi tumbuh-tumbuhan, tapi juga bisa memperbanyak ozon. Oksigen (O2) yang ada di udara jika terkena sambaran petir akan terputus ikatannya dan menabrak O2 yang lain, sehingga akan terbentuk O3 (ozon). Begitulah Allah menciptakan segala sesuatu, pasti ada manfaatnya. Sekian untuk hari ini. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Sukses untuk kita semua :)

Surabaya
27 Syafar 1434 H


Assalamualaikum :)
Hari Ahad ini cukup melelahkan, tapi memberi pelajaran yang berharga meski melalui kegiatan yang biasa-biasa saja. Alhamdulillah... segala puji bagi Allah, Tuhan Semesta Alam. Tuhan Yang Maha Segalanya, Tuhan Yang Maha Suci, Tuhan Yang Maha Bersih.
Sekitar jam 09.00 WIAAS (Waktu Indonesia bagian Asrama As-Shulha) saya mengajak teman sekosan untuk menguras kamar mandi yang sudah sangat sangat butuh untuk dibersihkan. Noda-noda hitam berada dimana-mana. Memang tidak sampai lumutan sih, tapi tetap saja. Jika ada orang lain (yang bukan penghuni asrama) melihatnya, pasti dalam hatinya dia berkata,”Anak asrama sini jorok-jorok ih.” Begitu mungkin. Memang sih, sangat kotor tadinya.
Nah karena edisi menguras kamar mandi beberapa minggu yang lalu saya tidak ikutan, jadi saya merasa sekarang adalah giliran saya. Merasa tidak enak ketika menggunakan kamar mandi tapi tidak ikut membersihkannya.
Jadilah kami berempat, yaitu saya, Nafi, Eli dan Karim (cewek!) menguras kamar mandi yang sudah bulukan itu. Sebelumnya ke Sakinah Supermarket dulu membeli obat pembersih porselin. FYI, harganya Rp. 10.000,- isinya 800 mL.
Luar bak mandi tidak terlalu parah kotornya, meski ada beberapa sampah yang berserakan disana (Iyaa, memang jorok, tetapi bukan saya yang buang sampah disitu -___-). Yang luar biasa kotor itu di bak mandninya. Kuotor luar biasa. Sampek-sampek harus disikat beberapa kali agar terlihat lebih bersih dari sebelumnya, meski tidak bisa bersih seperti sedia kala waktu belum terpakai.
Sekitar jam 12.00 WIAAS kegiatan sosial itu selesai. Alhamdulillah sudah menjadi kamar mandi yang enak dipandang mata dan enak digunakan untuk mandi dsb.
Tiga pelajaran yang saya ambil dari kegiatan sosial ini.
Pertama, tentang keikhlasan. Yang memakai kamar mandi ini bukan hanya kami berempat, tapi banyak. Beberapa sudah menguras beberapa minggu yang lalu. Beberapa sepertinya belum pernah menguras sama sekali (su'udzon). Waktu berada di dalam bak mandi (iya, nyemplung!) saya memikirkan sesuatu. Waktu itu saya sudah cukup capek, tapi tidak ingin berhenti menguras sampai selesai karena kok rasanya asyik gitu. Saya dan teman yang lain mengorbankan waktu untuk menguras kamar mandi. Apakah kegiatan ini akan menjadi ibadah? Itu yang saya pikirkan. Tiba-tiba datang sendiri jawabannya. Jika dilakukan karena Allah insya Allah dicatat sebagai ibadah. Aamiin. Jantung menjadi tenang kembali, sehingga kerja menjadi lebih enak dan enteng.
Kedua, tentang prasangka. Dinding bak mandi yang kotor membuat saya pesimis bisa membersihkannya sampai kinclong. Ternyata setelah benar-benar disemprot obat dan disikat, ternyata bisa bersih. Tadinya benar-benar saya rasa tidak bisa bersih. Sebenarnya itu bukan perasaan atau pikiran, tapi prasangka. Katanya sih, kebanyakan orang berprasangka, bukan berpikir apalagi merasakan. Itulah penyebab lebih banyak orang gagal daripada yang sukses meraih impiannya.
Ketiga, tentang totalitas. Entah kerak atau apa itu namanya, atau saya namankan itu kotoran saja. Kotoran yang menempel kuat di dinding bak mandi itu lumayan susah untuk dibersihkan. Rasanya pengen sekedarnya saja, asal lumayan bersih saja. Tapi, kok ternyata bisa lebih bersih. Meskipun sudah capek saya memutuskan untuk terus menyikatnya sampai tidak bisa lebih bersih lagi hahaha. Dan cling... lumayan kinclong. Alhamdulillah...

Memang yaa, pelajaran berharga tidak selalu datang dari kegiatan yang “Wowww”. Tapi, dia datang karena kita berpikir. Percuma melakukan kegiatan yang “Wowww” jika kita tidak memikirkan pelajaran yang didapat dari kegiatan tersebut. Okee sip. Quote (panjang) yang bagus :D
Tiga pelajaran berharga insya Allah akan coba saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga sukses buat saya dan buat kalian juga. Aamiin :)

Surabaya
24 Syafar 1434 H



Assalamualaikum :)
Hari ini, Sabtu, 22 Syafar 1434 (5 Januari 2013) ada kajian akbar di Masjid Manarul Ilmi ITS yang diselengarakan oleh Lembaga Dakwah Jurusan Material dan Metalurgi Ash Habul Kahfi ITS. Temanya “Happy New Year” So What? -__-. Acara ini menghadirkan Ust Chr Bangun Samudra. Beliau adalah seorang da'i muallaf. Tentang profil beliau, saya akan bahas di tulisan yang lain yaa :)
Ust Bangun menjelaskan bahwa muslim punya dua hari raya, yaitu hari raya yang berulang tiap minggu yaitu hari Jumat dan hari raya yang berulang setiap tahun yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Dan muslim tidak boleh ikut-ikutan merayakan tahun baru masehi karena itu bukan tahun baru muslim.
Beliau juga mengajak kami untuk mulai menggunakan kalender hijriah yang memang merupakan kalendernya muslim. Di rumah beliau, tidak ada kalender masehi. Jika kalender yang biasa biasanya lebih mengutamakan bulan masehi, kalender yang beliau miliki lebih mengutamakan bulan hijriah. Lebih mengutamakan disini maksudnya penulisan bulan pada kalender. Pada kalender biasa, bulan Januari, Februari, Maret dst ditulis seperti biasa. Sedangkan bulan Muharram, Syafar, Rabiul Awal dst ditulis dengan format seperti berikut: Muharram / Syafar, Syafar / Rabiul Awal, Rabiul Awal / Rabiul Akhir dst. Bulan Januari dan kawan-kawan bukan bulannya muslim, melainkan bulannya orang non-muslim. Seperti bulan Juli yang berasal dari nama seorang Raja yang berkuasa saat itu yaitu Julius, juga bulan Agustus yang berasal dari nama Agustus.
Beliau juga membahas tentang nama-nama hari. Ahad yang berasal dari kata “ahad” yang artinya satu (hari pertama), Senin dari kata “isnaini” yang artinya dua (hari kedua), Selasa dari kata “salasa” yang artinya tiga (hari ketiga), Rabu dari kata “arba'” yang artinya empat (hari keempat), Kamis dari kata “khomis” yang artinya lima (hari kelima), Jum'at dari Surah Al Jumuah yang artinya hari Jum'at dan Sabtu yang berasal dari Surah An Naba' ayat ke-9 kata yang artinya istirahat. Nama hari yang bagus, tetapi banyak yang mau (secara tidak sadar) menggunakan hari-hari yang diciptakan oleh orang non-muslim. Seperti Sunday yang artinya hari penyembahan terhadap dewa matahari, dan hari-hari yang lain yang juga berasal dari nama-nama dewa.
Beliau mengajak yang hadir pada acara itu untuk bangga terhadap segala yang dimiliki muslim seperti tahun hijriah dan hari yang telah dibahas diatas. Kebanggaan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan kalender hijriah. Dan ketika menulis hari/tanggal/bulan menggunakan format kalender hijriah, misal Sabtu, 22 Syafar 1434 (5 Januari 2013).
Itulah tausiyah beliau yang masih tertancap di memori saya. Semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua ^_^

Surabaya
23 Syafar 1434 H


Assalamualaikum J
Kabarnya baik kan kawan? Semoga selalu baik yaa. Aamiin.
Kalau misal dari kawan-kawan semua ada yang sedang dianugrahi sakit, saya ada informasi tentang obat herbal yang bisa dibuat sendiri. Artikel ini saya comot dari media. Hehe. Tadinya mau nulis karya sendiri, tapi kok yaa lupa. Mungkin karena terlalu lama dibiarkan di otak, sehingga dia menguap entah kemana. Mau nulis tapi sedang liqo’ tadi. Okee terlalu banyak alasan. Jangan ditiru yaa J
“Sehat dengan Jamu”, itu artikel yang saya comot dari Majalah Campus Life. Karena saya pikir artikel ini perlu untuk saya bagi. Cusss...menuju artikel yang dimaksud.

Calon artikel mading

Si pereda maag
→ Kunyit
Kandungan:Bahan aktif curcumin pada kunyit dapat mencegah dan memperbaiki luka lambung.
Pengolahan: Parut beberapa rimpang kunyit, ambil sarinya, lalu minum.
Dosis: 3 x 1 sebelum makan.

Si penghilang panu, kadas kurap
→ Lengkuas, bawang putih
Kandungan: Lengkuas dan bawang putih sama-sma memiliki senyawa yang dapat mencegah berkembangnya enzim.
Pengolahan: Tumbuk halus lengkuas dan bawang putih dengan perbandingan 1 : 4. Tempelkan pada kulit yang sakit.
Dosis: Setelah habis mandi dan sebelum tidur.

Si peredam batuk
→ Jeruk nipis
Kandungan: Minyak atsiri dan zat-zat yang mampu mengendalikan otot-otot dipernapasan sehingga batuk menjadi reda.
Pengolahan: Sediakan 2 sendok makan jeruk nipis, 3 sendok madu, dan 2 sendok air matang. Campur lalu kukus.
Dosis: 4 x 1 setelah makan.

Si penurun panas
→ Daun cincau
Kandungan: Kaya akan air dan antioksidan sehingga baik untuk menurunkan panas.
Pengolahan: Remas dua lembar daun cincau bersama 3 sendok air matang sampai airnya mengental. Saring lalu tambahkan madu.
Dosis: 3 x 1 sesudah makan.

Si penawar racun
→ Air kelapa hijau
Kandungan: Elektrolit, gula, mineral dan zat lainnya yang menyerupai isotonik. Karena itulah air kelapa muda baik untuk penawar racun dan pengembali cairan tubuh.
Pengolahan: Kelapa muda hijau diambil airnya lalu diminum.
Dosis: 3 x 1

Si pereda sakit gigi
→ Bawang putih
Kandungan: Senyawa sulfida dialil mampu membunuh kuman penyakit.
Pengolahan: Bawang putih diparut. Beri sedikit garam. Tempelkan pada gigi yang sakit.
Dosis: Bila gigi terasa nyeri.

Si penghilang jerawat
→ Jeruk nipis
Kandungan: Vitamin C, sedangkan madu memiliki zat antiseptik
Pengolahan: Campur ½ sendok jeruk nipis dengan madu. Oleskan pada bagian wajah yang berjerawat. Setelah setengah jam bilas dengan air hangat.
Dosis: Pagi dan malam hari.

Si penurun berat badan
→ Kencur
Kandungan: Pati (4,14%), mineral (13,73%), dan minyak atsiri (0,02%) yang dapat mengurangi rasa lapar.
Pengolahan: Parut dua rimpang kencur dan ambil sarinya.
Dosis: Pagi dan malam hari.

Kembali ke alam terkadang merupakan solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah kesehatan. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa besok ^_^

Surabaya
22 Syafar 1434 H


Assalamualaikum :)
FYI, dua kamar kos yang semula berpisah kini bersatu. Hari lahir dua kamar kos ini adalah kemarin, 2 Januari 2013 sekitar jam 21.00 WIB. Kamar yang semula dihuni oleh masing-masing 3 orang kini dihuni oleh 6 orang. Alhamdulillah... kamar yang sebelumnya terasa sempit sekarang sama saja. Eeerrr..... nggak sih, terasa sedikit lebih luas, meski jumlah orangnya tetap.

Salah satu sisi dari dua kamar yang menyatu

Di pagi yang agak dingin ini, saya ingin share tentang materi liqo'. Sebenarnya sudah dari saya dapatkan pelajaran berharga ini. Maaf yaa baru hari ini saya nge-share-nya. Hihi
ini tentang sebuah kata yang sudah sangat familiar di telinga kita. Kata itu terdiri dari lima huruf. Diawali dengan huruf S, lalu A, lalu B, lalu A, dan yang terakhir R. Okee kata itu adalah “SABAR”.
Sabar, kata yang sudah lama mengalami persempitan makna. Apalagi di sinetron yang semakin “bagus” saja dari hari ke hari. Eeerrr.....
Di sinetron-sinetron yang masih saja ditayangkan itu, sabar berarti menerima segala perbuatan tidak manusiawi dari orang lain. Sempit sekali yaa. Apakah dari orang yang ngurusi sinetron itu tidak ada yang manyadari hal tersebut? Atau mereka tau tapi tinggal diam? Atau karena pasar mereka menyempitkan makna sabar seperti itu? Uh tau ah... yang pasti makna itu terlalu sempit.
Sabar, artinya menahan. Menahan nafsu, menahan emosi, termasuk menahan hal tidak baik terjadi. Misalnya, kita tau akan dijahati oleh seseorang. Jika kita bisa menahan (atau dengan kata lain “menggagalkan”) perbuatan buruk oleh orang tersebut, itu artinya kita sudah bersikap sabar. Tapi, jika misal kita tidak tau akan dijahati dan terjadilah perbuatan jahat tersebut oleh orang lain kepada kita, sabar bisa dilakukan dengan memberi nasihat kepada orang tersebut agar dia tidak mengulangi perbuatan jahatnya itu. Dengan begitu, artinya kita telah menahan orang tersebut melakukan lagi perbuatan jahat tersebut.
Jaman semakin modern, kata semakin sempit maknanya. Mungkin terlihat remeh yaa, tapi kalau dibiarkan terus-menerus, bisa bahaya juga akibatnya. Entah apa, hehe.
Baiklah. Semoga yang sedikit ini bermanfaat. Dan selamat bersabar dengan makna yang tidak disempitkan ^_^.

Surabaya
21 Syafar 1434 H


Assalamualaikum J
Jujur saja, kali ini saya bingung mau nulis tentang apa. Saya percaya setiap detik selalu ada pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Tapi, tidak tau yaa, kok rasanya hari ini tidak menemukan pelajaran apa pun. Hemf…
Baiklah… saya memutuskan untuk (lagi-lagi) comot artikel dari media. Korbannya kali ini adalah Majalah CAMPUS LIFE. Sudah ada yang punya salah satu edisinya atau sekedar baca (atau sekedar tau covernya)? Saya sudah punya dan saya dapatkan dengan gratis :D (Kemaren ikutan acaranya, jadinya gratis deh. Tapi edisi lama hahaha)
Okee. Artikel ini judulnya “Rahasia Sukses TOEFL, 5 Easy Tips to Boost Your Score!”. Langsung saja kita bahas satu per satu tipsnya yaa. Jangan lupa dipraktekkan juga. okee yaa.

Artikel di Majalah CAMPUS LIFE

1.     Membiasakan diri dengan format test TOEFL
Tips pertama ini untuk berguna untuk mengurangi beban psikologis. Biasanya orang stress karena tidak tau soal yang muncul akan seperti apa. Untuk mengurangi stress, tips ini bisa dicoba.
2.     Kenal konteks dan bentuk kata
Tips yang kedua ini berkaitan dengan strategi untuk menghadapi test TOEFL. Misal untuk ujian listening kita harusnya mencari persamaan arti bukan bunyi. Contohnya: yang kita dengar adalah kalimat “didn’t come to the class” bisa jadi yang ada di soal adalah “absent”
Contoh lain pada bagian kosa kata, kita bisa menemukan jawaban dengan mengenali bentuk, letak,dan konteks kata.
Misal:
1.           Kata berawalan “sur-“ punya arti yang sama dengan kata berawalan “out-“ atau “ex-“ yang semuanya berarti “lebih”
Contoh : “Outspread” sama dengan “Extend”
2.           Kata berawalan “sub-“ punya arti yang sama dengan kata berawalan “under-“
Contoh : “Subterranean” sama dengan “Underground”
3.     Mempelajari bahasa Inggris untuk kepentingan akademik
Berbeda dengan TOEIC yang mengukur pemahaman terhadap bahasa Inggris untuk keperluan bisnis, TOEFL lebih mengukur kemampuan untuk memahami bahasa Inggris yang biasa dipakai di dunia akademis. Karena itu, lebih baik membaca textbook, ensiklopedia, jurnal atau artikel riset daripada bahasa iklan atau kontrak. Biasakan juga menonton film berbahasa Inggris untuk memahami pop culture mereka.
4.     Memanfaatkan soal-soal test untuk latihan
Latihan! Intinya itu yang harus dilakukan. Jangan bergantung pada satu buku saja. Usahakan membaca banyak buku dan banyak latihan.
5.     Mencari teman belajar yang pernah mengambil test TOEFL
Teman belajar yang sudah berpengalaman test TOEFL akan sangat membantu. Selain bisa memberikan support, teman belajar akan sangat bermanfaat karena bisa memberikan strategi untuk mendapatkan nilai yang baik dalam test TOEFL. Atau juga bisa untuk “sarana” yang tepat untuk mencari informasi tentang tempat kursus yang tidak menguras kantong tapi pelayanan bagus dan memuaskan. Kamu juga bisa belajar bareng atau membantu teman yang kesulitan belajar. Kadangkala, mengajar orang lain adalah cara terbaik untuk belajar.

Lengkap sudah 5 tips untuk meningkatkan nilai TOEFL. Percuma baca tips-tips ini jika tidak dipraktekkan. Dan sangat penting untuk menetapkan target nilai yang ingin diperoleh. Semakin besar targetnya insya Allah semakin besar motivasi belajarnya. Sukses buat kalian semua. Aamiin J
Surabaya
20 Syafar 1434 H


Assalamualaikum J
Alhamdulillah… masih diberi kesempatan untuk menikmati tahun setelah tahun 2012, yaitu tahun 2013. Hoyyeeeee….. :D
Tahun baru kali ini tidak dirayakan seperti tahun-tahun waktu saya kecil. Dulu, waktu masih kecil, waktu masih tidak mengerti apa-apa, saya bersama Bapak dan Ibu selalu merayakan tahun baru di luar kota Probolinggo. Hehe. Semacam budaya keluarga. Tapi, Alhamdulillah budaya tersebut tidak lestari. Entah sejak kapan budaya tersebut tidak lagi menjadi budaya dalam keluarga saya.
Setelah mengerti bahwa tahun baru masehi itu tidak perlu dirayakan, hidup saya menjadi lebih tenang karena tidak perlu repot-repot merencanakan acara di tahun baru. Hihi
Tadi malem, bersama Hajar dan Iva, saya menggunting-gunting gambar-gambar. Bukan gambar biasa. Gambar-gambar tersebut menggambarkan target-target saya di tahun 2013 ini. Biasanya orang-orang menyebutnya Resolusi 2013.
Okee. Ini beberapa target saya di tahun 2013 (yang sudah tertulis):
1.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya punya BIOLA
2.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya MENULIS 2 BUKU tahun ini
3.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya MENJUARAI LOMBA BUSINESS PLAN 1 KALI
4.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya LIBURAN KE UI
5.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya punya PASPOR
6.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya punya NILAI TOEFL 500
7.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya LIBURAN KE JEPANG
8.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya HAFAL 365 AYAT DAN ARTINYA
9.      Rasanya lebih enak yaa kalau saya punya 50 GEROBAK UNTUK JUALAN
10.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya MENJUARAI LKTA 3 KALI
11.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya BERPENGHASILAN RP. 300.00,- / BULAN DARI JUALAN KUE DI KANTIN
12.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya PUNYA TABUNGAN HAJI YANG SUDAH LUNAS UNTUK 3 ORANG
13.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya MENDAPAT NILAI A DI SEMUA MATA KULIAH
14.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya punya KAMERA DIGITAL
15.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya BERKURBAN 1 SAPI
16.  Rasanya lebih enak yaa kalau saya punya TABUNGAN RP. 365.000,-

Resolusi Lembar 1

Resolusi Lembar 2

Ini bukan tahun pertama saya membuat resolusi, tapi yang tahun-tahun sebelumnya tidak benar-benar meyakini bahwa target tersebut akan tercapai. Tahun ini harus bisa yakin. BISMILLAAAH…
Semoga saya bisa menjalani setiap detik dengan hati yang bahagia, ikhlas dan penuh rasa syukur. Aamiin. Terima kasih doanya kawan-kawan. Semoga target-target kalian juga tercapai J aamiin.
Note : Target ini bisa bertambah tapi insya Allah tidak berkurang. Aamiin.

Surabaya
19 Syafar 1434 H