Assalamu'alaikum
:)
Pagi
ini saya kembali berjumpa dengan sebuah kisah yang menginspirasi.
Kisah tentang seorang petani yang memenangkan ajang “Petani Award”.
Dari sekian banyak petani jagung di Indonesia, petani yang tidak saya
ketahui namanya ini berhasil menjadi petani terbaik. Beliau berasal
dari Nganjuk, Jawa Timur.
http://www.cornpalace.org/
Anda
penasaran dan ingin tau kunci keberhasilan petani jagung tersebut?
Apa yaa rahasia di balik kesuksesannya itu? Rasa penasaran dan ingin
tau Anda sama dengan seorang wartawan yang akhirnya meminta ijin
kepada petani sukses tersebut untuk menginap dirumahnya dan mengikuti
semua kegiatannya. Alhamdulillah dengan senang hati petani tersebut
mengijinkan.
Wartawan
tersebut akhirnya menginap juga di rumah sang petani. Selama 5 hari
sang wartawan menikmati kehidupan menjadi petani jagung. Tak satu pun
kegiatan petani yang terlewatkan oleh sang wartawan. Hingga akhirnya
dia bosan karena tidak ada satu hal pun yang istimewa dari kegiatan
yang dilakukan oleh sang petani juara dan akhirnya minta ijin untuk
kembali ke pekerjaannya. Sang petani berkata, ”Iyaa boleh. Tapi,
jika Anda ingin tau kunci sukses saya, silahkan besok ikut saya ke
sawah jam 10 pagi.” “Baik, Pak,” sang wartawan mengiyakan.
Keesokan
paginya, dengan semangat sang wartawan mengajak petani ke sawah. Dia
ingin segera tau kunci sukses sang petani juara tersebut. Dan
sampailah mereka di sawah.
“Coba
perhatikan tanaman jagung saya ini,” perintah petani.
Sang
wartawan mengikuti perintah sang petani. Tetapi, tidak ada hal yang
istimewa dari jagung-jagung di sawah itu.
“Tidak
ada apa-apa, Pak. Sama saja dengan jagung yang lain.”
“Coba
perhatikan arah timur dan barat,” perintah petani yang kedua.
Sang
wartawan melaksanakan kembali perintah sari sang petani tersebut.
Namun, tidak ada yang istimewa dari arah barat dan timur.
“Tidak
ada apa-apa, Pak. Saya hanya merasakan angin yang kadang berhembus
dari barat ke timur dan sebaliknya.”
“Ya!
Itulah kunci sukses saya. Angin adalah kunci sukses saya.”
“Bagaimana
bisa angin menjadi kunci sukses Bapak?”
“Coba
jawab. Apa yang angin bawa ke sawah saya?”
“Benang
sari, Pak.”
“Ya,
benar! Benang sari dari sawah-sawah tetangga dibawa oleh angin ke
sawah saya. Untuk itu saya harus memastikan bahwa benih jagung yang
ditanam oleh petani yang sawahnya berada di sebelah sawah saya adalah
bibit unggul. Jika perlu, saya akan membagikan benih jagung unggul
yang saya punya kepada mereka agar nanti jagung saya kualitasnya
bagus. Itulah kunci sukses saya.”
Ternyata
itulah kunci sukses dari sang petani juara nasional. Beliau
memastikan benih jagung yang ditanam oleh petani dari tetangga
sawahnya adalah benih yang unggul. Seharusnya itulah yang juga kita
lakukan sebagai muslim/muslimah.
Islam
adalah agama sosial. Karena itu, (mayoritas) pahala besar didapat
dari ibadah yang dilakukan secara jama'ah. Sholat misalnya, jika
dilakukan berjama'ah, derajatnya lebih tinggi daripada dilakukan
dengan munfarid.
Contoh
lain, misalnya ibadah yang menginspirasi banyak orang. Misal, si
fulanah A bersadaqah 1 juta rupiah, karena terinspirasi dari sadaqah
yang dilakukan si fulanah A, maka si fulanah B juga bersadaqah dengan
nilai yang lebih besar yaitu 10 juta rupiah. Maka, pahala sadaqah si
fulanah A adalah sadaqah yang dilakukannya sendiri dan sadaqah yang
dilakukan oleh si fulanah B, yaitu 11 juta rupiah. Alhamdulillah :D
Berita
buruknya, hal ini juga berlaku bagi amal tidak baik. Katanya, Qabil,
salah satu anak Nabi Adam, akan menanggung dosa dari semua pembunuhan
yang dilakukan oleh orang se-dunia. Karena dialah orang pertama yang
melakukan pembunuhan dan menginspirasi banyak orang untuk
melakukannya juga. Naudzubillah...
Dari
tulisan ini insya Allah kita mendapat dua pelajaran. Yang pertama,
berusaha agar lingkungan kita juga baik, seperti yang dilakukan
petani. Dia berusaha agar lingkungannya baik, sehingga dia juga
menjadi baik. Tidak ada istilah “Sholih/Sholihah individu” dalam
Islam, yang ada adalah “Sholih/Sholihah Berjama'ah”. Jadi,
seharusnya yang kita lakukan bukan berusaha agar menjadi
sholih/sholihah sendirian, karena rasanya tidak enak yaa sendirian di
surga :D. Tapi, kita juga harus berusaha agar lingkungan kita
sholih/sholihah, agar kita juga menjadi sholih/sholihah. Tidak
menunjukkan ilmu, tapi mengajarkannya.
Yang
kedua, berhati-hati dalam bertindak. Jangan sampai ada perbuatan
tidak baik yang menginspirasi orang lain untuk melakukannya juga.
Karena akan sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup kita sendiri dan
orang lain. Memelihara setiap tindakan yang dilakukan. Wah susah
sekali sepertinya yaa :D. Tapi, tidak ada salahnya dicoba. Semoga
tidak lupa untuk saling mengingatkan satu sama lain jika ada yang
keluar dari “zona baik”. Dan semoga bisa istiqomah. Aamiin ^^
Surabaya
19
Rabi'ul Akhir 1434 H