Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Kita sadari bersama bahwa serentetan hal yang telah kita lakukan di atas panggung dunia ini akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Semua muslim (sepertinya) mengiyakan hal tersebut. Sedari kecil kita telah mendengarkan kalimat itu berkali-kali hingga ia masuk ke alam bawah sadar. Rasanya, amnesia parah sekalipun tak akan mampu menghilangkan informasi penting tersebut (sok tau aja sih :p ). Pertanyaannya, apakah dengan masuknya ia ke alam bawah sadar yang membuat kita tak perlu kerja keras untuk mengingatnya akan membuat kita selalu bisa memahami kalimat tersebut?
Sering kita (khususnya saya) melakukan beberapa perilaku yang berakibat dosa hingga berulang kali hingga kita ahli melakukannya. Bertaubat, tapi mengulanginya lagi (bisa disebut taubat?). Sadar bahwa hal itu salah dan hanya akan menambah tabungan dosa yang telah gendut itu -_-. Tapi, anehnya masih terus kita lakukan meskipun tak setiap saat atau setiap hari. Parahnya, seperti yang telah saya sebutkan di atas, perilaku tersebuat tak hanya satu tapi lebih! Syukur jika hanya dua, tapi seringnya lebih dari itu. Astaghfitullah... -_-
Jika sudah begini, yang kita perlukan adalah evaluasi dan komitmen. Evaluasi, perilaku berpotensi dosa apa saja yang selama ini sering kita lakukan dan alasan kita terus melakukannya. Komitmen, temukan alasan yang pas agar perbuatan dosa tersebut tak terulang kembali. Dan satu lagi, istiqomah!
Karena dosa kita tak hanya akan berdampak pada diri sendiri, tapi orang lain juga. Air yang keruh bisa mengeruhkan air sekitarnya. Maka, jangan jadi air keruh!

Surabaya
11 Rabi'ul Akhir 1435 H
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…

Jadi, ceritanya saya sedang tertarik untuk menciptakan sebuah karya berupa puisi hehehe. Berikut puisi hasil mikir-tapi-gak-mikir saya, boleh dibaca kok wkwkw


Bertemu, Sebentar Saja

Sejujurnya ku ingin
Bertemu denganMu di setiap waktu pertemuan itu
Di setiap peristirahatan dari dentang waktu yang tak berhenti
Di setiap hela nafas lelah tanda seharian berpacu dengan waktu

Sejujurnya ku ingin
Berbincang-bincang denganMu
Di setiap kata yang terucap atas kehendakMu
Di setiap pelafalan kata yang Engkau tentukan bunyinya

Sejujurnya ku ingin
Selalu bersamaMu, di dunia yang sebentar ini
Untuk kemudian, berada dalam jannahMu di kehidupan selanjutnya
Yah… ku inginkan itu

Surabaya

1 Jumadil Akhir 1435 H
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…

Alhamdulillah. Kali kedua saya menemui dokter gigi cantik biayanya tidak semahal pertama, dan tidak semurah yang ketiga -___-
Pertama kali ke klinik itu (14/02), dokter cantik hanya membersihkan gigi dan memberikan saya obat untuk radang (entah radang entah pendarahan, tulisannya tidak begitu jelas) dan nyeri biayanya Rp. 98.000,-. Ditambah antibiotik yang harus beli ke apotek seharga Rp. 10.200,-. Alhamdulillah… obat nyerinya manjur, hihi.
Kedua kalinya (18/02) gigi unyu ini dibersihkan lagi (tidak seseram pencucian pertama kali) dan ditambal sementara yang ternyata (baru saya tau) juga berfungsi sebagai obat, jadi duofungsi gitu. Kata dokter cantik, obat ini memberikan efek rasa kemeng pada gigi. Memang dua hari setelah kunjungan kedua ke klinik ini, gigi terasa agak sakit jika beradu dengan gigi di atasnya.
Ketiga kalinya (22/02) dibersihkan zat penambal sementara (yang sudah mulai berwarna kuning, mungkin efek kopi) yang melindungi lubang gigi dari amukan makanan yang saya makan, dibersihkan hingga ke akar gigi (yang ini agak menyiksa), disuntikkan obat cair (tapi kok gak sakit ya? Apa Cuma dialiri aja?) dan ditambal kembali, masih tambal sementara. Dan warna bahan penambalnya pun masih sama, putih. Demi suksesnya pengobatan ketiga ini saya harus merogoh kocek sebesar Rp. 110.000,- yang membuat ibu bertanya,”Kok lebih mahal dari yang kedua?”. Karena prosesnya lebih panjang kali ya #yakali.
Keempat kalinya (26/02) dan ternyata belum terakhir. Kapas unyu yang dimasukkan sampai ke akar gigi ternyata masih berwarna coklat kata dokter. Baru saya tau. Ternyata selama penambalan sementara, dokter cantik memasukkan dua kapas unyu hingga ke akar gigi. Dan warna dari kapas unyu ini yang akan menentukan pertemuan terakhir saya dengan dokternya (untuk alasan penambalan gigi). Warna hitam atau coklat mengindikasikan adanya bakteri yang masih betah berhabitat di akar gigi saya. Jika telah putih warnanya, maka gigi saya siap ditambah permanen.
Kelima kalinya (5/03) daaaaaaannn warna kapas unyu telah putiiiiiiihhh seputih-putihnya. Hehe *nyengir kuda*. Jadi, gigi saya siap untuk ditambal permanen. Yes! Pertama, dokter membersihkan tambal sementara. Kemudian, membersihkan gigi bolong ini sampai benar-benar sih. Kebayang kalau sampai ada kotoran padahal sudah ditambal permanen #dih. Langkah ketiga adalah menambalnya dengan suatu bahan yang warnanya sama dengan gigi, putih agak transparan kekuningan dikit gitu lah pokoknya. Dan untuk memeriksa apakah bahan tambal permanen ini berlebih atau tidak, saya diminta untuk menggigit kertas hitam berukuran kira-kira 1 x 1 cm. Alhamdulillah… (katanya sih) sudah pas. Rasa ganjal yang masih terasa akan hilang seiring dengan kesuksesan tetangga gigi yang dahulunya bolong ini dalam proses adaptasinya. Semua akan baik-baik saja (kata dokter). Percaya gak percaya sih. Karena (saya rasa) pasti ada perpolitikan disini #apasih. Mungkin saya telah dipolitiki sama dokternya sejak awal bertemu #apalagi. Dan untuk pertemuan terakhir ini (untuk alasan penambalan gigi) biayanya sebesar Rp. 210.000,- yang hanya bisa bayar sebesar Rp. 100.000,- malam itu wkwkw. Memang sih ya, tampang saya yang polos ini cukup bisa menipu lumayan banyak orang :p Karena tak ingin gagal masuk surge hanya gara-gara duit ce pek ceng, maka keesokan malamnya saya kembali dan melunasi seua hutang saya hahaha
Rasanya? Rasanya ditambal atau rasa tambal giginya? Rasanya ditambal itu seru banget. Ongkosnya juga gak kalah seru. Kalau rasa tambal giginya…ummm…agak sedikit rishi sih awalnya. Seperti ada yang ganjil waktu mengunyah atau melakukan aktivitas gigi yang lain. Kalau pengen tau detailnya, silahkan lubangi gigi Anda (bagi yang belum berlubang) lalu adukan ke dokter gigi :p

Surabaya

1 Jumadil akhir 1435 H