http://hdwallsource.com

Inginnya jadi seperti air. Yang tak akan pernah bisa tergores sekalipun oleh pedang seorang ksatria.
Di dunia yang semakin tua ini, perang menjadi hal yang tidak lagi dapat dihindari. Dunia semakin ramai, semakin banyak orang, semakin banyak kepentingan, tentu saja semakin banyak pertempuran yang terjadi.
Untuk menjadi pemenang, seperti kisah dalam permainan digital, kita harus mengalahkan musuh paling kuat. Orang bijak bilang musuh kita yang paling berbahaya bukan berasal dari luar, tapi dari yang paling dalam dari diri kita. Yep saya setuju.
Dalam pertempuran melawan diri sendiri ini, yang harus ditamengi adalah sisi tubuh bagian dalam. Karena ia yang sangat mungkin akan tergores atau bahkan terkoyak hingga tak berupa. Sisi dalam ini begitu rentan. Jangankan pedang, jarum kecil saja sudah cukup membuatnya menderita tak karuan.
Emmm… sebentar. Tameng ya? Apa tameng menjamin ia akan terlindungi dengan sempurna selamanya? Di tayangan televisi ataupun laptop yang pernah saya tonton (Mahabharata misalnya), tameng tidak terlalu efektif untuk melindungi tuannya dari senjata-senjata yang menari-nari di depannya. Ia hanya akan berguna jika tuannya lihai menggunakannya. Jika tidak, sekalipun memakai sepuluh tameng, maka benda itu hanya akan merepotkan diri-sendiri bahkan justru menjadi mala petaka bagi tuannya.
Lalu bagaimana? Apa cara yang efektif agar sisi dalam ini aman dari segala sesuatu yang hendak melukainya? Air! Jadikan ia seperti air. Yang tak akan pernah bisa tergores sekalipun oleh pedang seorang ksatria. Air tidak pernah mampu untuk tergores. Jika memakai bahasa Pak Sahab, air tidak memiliki potensi untuk digores. Jadi, jadikan ia air. Dengan begitu hidupmu akan aman, tak akan ada senjata apapun yang mampu melukaimu.

Surabaya, 8 November 2014 | @dyahokta_via