Pernah merasa hatimu dibolak-balik seratus delapan puluh derajat? Saya pernah! Memang hanya berupa hal-hal kecil, tapi bukankah seorang bayi bisa tumbuh menjadi raksasa seperti Hagrid? Iya, gak ada hubungannya. Gak usah dipikirin.
Pertama, pengalaman saya bersama mie instant rasa soto. Dulu, saya sekali mie instant rasa soto. Tiap pengen masak mie, pilihan saya selalu jatuh pada mie instant rasa soto (jika sedang tidak ingin mie goreng, mie ayam dan mie instant rasa lainnya :P). Hingga suatu ketika tubuh saya diserang virus. Saya sakit! Panas dan mual. Pada saat lidah tak lagi bisa merasakan nikmatnya makanan enak, saya memilih mie soto sebagai makanan pokok selama sakit. Memang, saya menikmati mie tersebut. Tapi, beberapa saat setelah itu saya dipaksa untuk mengeluarkannya melalui organ yang sama saat saya memasukkannya. Rasanya tentu saja GAK ENAAAAAKKKKK!!! Sejak saat itu saya trauma, saya tidak mau lagi makan mie soto meski dalam keadaan sehat. Jangankan makan, mencium baunya saja sudah berhasil membuat saya sedikit mual. Hmmm... iya, memang berlebihan. Tapi, itulah yang terjadi. Kecintaan saya terhadap mie soto dibalik seratus delapan puluh derajat! Sangat menyedihkan, bukan? Tapi, hal itu tidak berlangsung lama. Setelah lelah membenci mie instant rasa soto, saya kemudian memberanikan diri untuk mencobanya kembali. Rasa tersebut muncul saat saya tidak lagi merasa mual saat mencium baunya. Dan ternyata berhasil! Iya, hati saya berhasil dibalik lagi seratus delapan puluh derajat! Luar biasa!
Kedua, kali ini tentang anime. Iya, yang lagi banyak digandrungi para pemuda pemudi itu loh. Awalnya, saya merasa heran. Kok ada ya yang suka sama anime Naruto yang sama sekali tidak menarik itu? Bukan Cuma kisahnya yang boongan, orangnya juga boongan! Kalian tau kan kalo yang bergerak-gerak itu Cuma gambar bukan orang? Tau kan? Terus kenapa masih suka? Apa menariknya? Dan, hmmm... saya mengerti perasaan kalian sekarang. Anime itu memang menarik! Memang kisahnya boongan. Memang orangnya juga boongan. So what? Masbuloh? Ceritanya menarik kok! Dan terkadang ada pelajaran yang bisa kita ambil. Percaya deh.
Ketiga, terong! Warnanya ungu, lambang wanita sholihah (?). Masakan terong sama sekali tidak menarik awalnya. Dan memang seperti itu hingga sekarang. Tidak ada yang menarik dari tampilan sebuah terong! Sama sekali tidak ada! Tapi, kenapa saya jadi suka padahal awalnya tidak? Jadi, ceritanya begini *benerin kerudung*. Dahulu kala waktu saya masih imut-imut, saya dan teman-teman seperguruan (?) diundang untuk membaca dhiba’ dan doa-doa oleh seorang tetangga. Setelah semuanya selesai, kami dijamu dengan masakan terong. Karena tidak ada pilihan menu lain, saya terpaksa memakan terong tersebut padahal awalnya tidak suka. Saya tidak suka bentuk dan warnanya. Jadi, saya tidak pernah makan terong sebelumnya. Saya mencoba untuk berani memakannya. Gigitan pertama. Gigitan kedua. Gigitan ketiga. Dan OMG KOK RASANYA ENAK BEGINIIIHHH??? KENAPA GAK ADA YANG NGASIH TAU KALO RASANYA ENAAAKKK??? Dan setelah itu saya mulai menyukainya. Seratus delapan puluh derajat lagi.

Keempat? Apa yang keempat? Saya cari dulu ya. Entar saya tulis disini. Oke? ;)