Katanya
salah jika kita menilai seseorang begitu saja tanpa tau hal yang pernah ia
alami. Katanya salah jika kita menilai seseorang dari ‘luarnya’ saja. Katanya
salah jika kita menilai seseorang dari penampilannya saja, padahal iman itu ada
di hati. Katanya salah jika kita menilai seseorang dari sudut pandang kita
saja. Katanya semua itu salah. Ya, itu pendapat. Bisa jadi benar dan
sebaliknya.
Disini,
saya tidak bermaksud untuk mendebat pendapat tersebut. Saya hanya ingin
menyampaikan pemikiran saya berkaitan dengan ‘menilai seseorang’. Beberapa pendapat
yang saya tulis di paragraf pertama seakan melarang kita untuk menilai
seseorang. Padahal, terkadang kita perlu melakukannya. Dunia ini ramai, dan
terkadang kita dituntut untuk menilai satu per satu orang yang kita temui
melalui informasi terbatas yang kita dapatkan. Informasi yang kadang hanya
berawal dengan ‘katanya’. Informasi yang hanya kita dapatkan dari dunia maya, dari
caranya menceritakan kehidupannya kepada orang lain tentang dirinya. Informasi yang
kita dapatkan kadang jauh dari valid. Tapi, apa daya. Waktu mengejar, dan kita
terjangkau dengan cepat. Sudah saatnya mengambil keputusan atas semua informasi
yang didapat, meski itu jauh dari sempurna. Karena yang Maha Tau hanya Allah
semata.
Dengan
informasi itu kita menilai dan memutuskan sikap. Dengan informasi yang kita
tidak tau pasti persentase kesempurnaannya, kita harus segera bertindak. Dengan
informasi yang kualitasnya diragukan, kita tetap harus mempertimbangkannya
untuk mengambil langkah. Bukankah, dengan informasi yang ‘seperti itu’
penilaian kita berpotensi salah? Keputusan kita tidak akan tepat? Tindakan kita
akan meleset dari kebenaran? Terperosok ke jurang yang mungkin begitu dalam
karena langkah yang kita ambil bercermin pada informasi itu? Bisa jadi. Namun,
yang saya yakini Allah Maha Tau segalanya. Termasuk tau informasi yang cukup
untuk kita mengambil tindakan. Mungkin, jika informasi dan keputusan itu salah,
itulah yang harus terjadi. Kemudian kita belajar darinya, kemudian orang lain
juga mengambil hikmahnya. Kemudian orang yang kita nilai (dengan salah)
mendapatkan yang lebih baik. Dengan syarat, telah kita lakukan yang terbaik untuk
mendapatkan informasi itu. Semua hal yang dapat dilakukan telah terlaksana
dengan usaha yang maksimal. Setiap langkah untuk mendapatkan informasi dan
mengambil keputusan telah kita awali dengan menyebut asma-Nya. Dan selalu
memohon agar yang kita lakukan dapat membawa kebaikan untuk semua makhluk yang
hadir di bumi ini. Semoga dengan begitu, penilaian dan keputusan kita sesuai
menyangkan para penghuni langit. Aamiin.
Surabaya, 8 Desember 2014 | @dyahokta_via
0 komentar:
Posting Komentar
Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^