Tidak Percaya Kepada Tuhan

Assalamu’alaikum J
Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk bangun dari tidur meski tadi malam lupa baca do’a sebelum tidur. Allah SWT Mahabaik deh pokoknya. Padahal ini sudah yang kesekian kalinya. -________-
Kemarin ada acara Tabligh Akbar di Untag Surabaya dengan pembicara Ust. Yusuf Mansur. Ustadz yang terkenal dengan “sedekah”-nya dan tausiyah-tausiyahnya tentang menghafal Al-Qur’an.
Menuju ke tempat kajian tersebut bersama Qurrota dan sampai disana ternyata Ust. Yusuf sedang berceramah. Seperti biasa, ceramah yang beliau sampaikan tentang menggantungkan diri hanya kepada Allah SWT bukan kepada manusia atau yang lain. Yang ditekankan disini adalah masalah ekonomi. Beliau menganjurkan untuk tidak meminta kepada makhluk jika sedang mengalami kesulitan ekonomi atau sedang menginginkan sesuatu, tetapi meminta kepada Sang Khalik. Tetapi, bagi saya beliau sedang mencoba untuk menyadarkan kembali kepada kami bahwa Allah SWT sangat bisa dipercaya. Kebanyakan dari umat Islam ini sudah tidak percaya lagi kepada Tuhannya sendiri. Sehingga, hal-hal yang dilarang-Nya malah dikerjakan. Misalnya, pelajar/mahasiswa dilarang untuk menyontek. Karena takut mendapat nilai jelek sehingga ujung-ujungnya susah mendapatkan pekerjaan, akhirnya sebagian besar dari para penerus bangsa ini memilih untuk curang. Itu sebuah contoh kecil akibat tidak percaya kepada Allah SWT bahwa Dia adalah Mahapemberi Rizki.

humanlikeyou.org

Saya juga terkena sindrom “Tidak Percaya Lagi Kepada Tuhan” ini. Buktinya selama ini saya masih banyak melanggar perintah-Nya dan masih sangat menggantungkan diri kepada orang lain ataupun makhluk lainnya. Maka sudah seharusnya memperbarui kepercayaan itu agar tidak menjadi orang yang dzalim agar bahagia dunia dan akhirat.
Menjadi sangat bersalah kepada diri-sendiri ketika kesadaran itu ada. Kesadaran atas kualitas diri yang sangat rendah. Bahkan kepada Allah SWT tidak percaya, bagaimana mungkin saya bisa menjadi kader dakwah yang handal? Menjadi kader dakwah bukan sebuah kewajiban, melainkan suatu kewajiban. Setiap dari diri kita harus menjadi kader dakwah sebelum menjadi apapun. Sudah seharusnya kesadaran atas kualitas yang sangat rendah ini membuat saya untuk terus memperbaiki diri. Menjadi kader dakwah yang handal itu suatu keharusan. Terlebih saya adalah seorang wanita yang akan melahirkan seorang pendakwah handal, seharusnya usaha itu dimulai sejak dini dan lebih keras dari sebelumnya. Okee, mari kita coba dengan cara yang anggun J

Surabaya

30 Rajab 1434 H

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^