بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ
الرَّحِيمِ
Assalamu’alaikum J
Mencoba sharing tentang kisah seorang ibu professional
yang sangat menginspirasi.
Selama acara Halal
Bihalal yang saya hadiri tadi pagi, saya memilih untuk menyibukkan diri dengan
membaca artikel di group WA Mbak Fargam daripada mendengarkan ceramah dari
ustadz-ustadz keren. Group diskusi Mukhajirin Anshar khusus membahas
kemuslimahan tersebut memberikan saya banyak informasi. Tidak hanya terbatas
pada informasi tentang muslimah saja, tapi juga informasi lainnya yang sangat
bermanfaat. Yang paling membuat saya excited
adalah postingan dari seorang muslimah tentang seorang ibu professional yang
rela melepaskan peluangnya untuk menjadi seorang PNS untuk menjadi housewife seperti syarat yang diajukan
oleh sang calon suami. Sekarang saja masih banyak yang menginginkan pekerjaan
tersebut, apalagi jaman dahulu. Saya tidak tau tahun berapa, tetapi karena
anak-anak ibu professional tersebut sudah ada yang kuliahdi luar negeri, jadi
kita asumsikan saja ibu ini mengambil keputusan yang sangat tepat tersebut
sekitar 20 tahun yang lalu, saat PNS benar-benar menjadi dambaan banyak orang
Indonesia.
Seorang Ibu bernama
Septi memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga sejati (hehe) dan membuang
peluang untuk menjadi PNS. Alhamdulillah keputusan tersebut bukan suatu
kesalahan, karena dengan memutuskan untuk memusatkan perhatian ada keluarga,
Ibu Septi berhasil mendidik tiga orang anak menjadi seseorang yang jempolan. Ketiga
anak ini tidak pernah menikmati pendidikan formal. Keluarga menjadi pendidik
utamanya. Tetapi, meski begitu mereka tetap bisa kuliah di Singapura dengan
bermodal presentasi.
Anak pertama (lupa
namanya, yang saya ingat seorang muslimah) berhasil kuliah di Singapura dengan
bermodal presentasi dan menjadi seorang analis keuangan (kalau tidak salah). Saya
lupa tentang anak pertama ini, tapi percaya deh. Anak ini adalah anak yang
hebat (y)
Anak kedua juga seorang
muslimah (lagi-lagi saya lupa namanya) adalah anak yang tidak bisa hidup tanpa
susu. Di usinya yang masih 9 tahun, dia sudah mempunyai peternakan dengan
jumlah sapi sebanyak 5000 ekor. Kereeennn… dia juga berhasil menyusul mbaknya
kuliah di Singapura.
Anak ketiga yang paling
ganteng mempunyai passion dalam hal
menciptakan robot. Dia pernah membuat robot dari sampah dan sekarang aktif
mengajar anak-anak kurang mampu (lagi-lagi kalau tidak salah) untuk belajar
membuat robot dari sampah. Kereeennn…
Kok bisa yaa mereka
jadi anak hebat seperti itu? Padahal kan tidak pernah sekolah formal yaa? Katanya
sih mereka itu rutin berdiskusi setiap hari dengan pemilik perusahaan besar. Mereka
rela kerja menjadi apa saja, termasuk office
boy, dan tidak dibayar demi ilmu yang akan mereka dapatkan dari diskusi
tersebut. Subhanallah…
NB : Tolong jangan
ditiru kebiasaan saya tidak mendengarkan ceramah seperti di atas yaa :D
Surabaya
3 Dzulqa’dah
1434 H
0 komentar:
Posting Komentar
Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^