http://hdwallsource.com/
“Katanya
suka hujan? Kalo hujan turun kok malah menghindar? Bohong!”
Baiklah, saya akan
menjawabnya. Sebenarnya saya tipe orang yang introvert. Tapi, untuk menjawab
pertanyaan ini saya perlu sedikit membuka ‘rahasia kecil’ saya melalui tulisan
ini. InsyaAllah saya sudah ikhlas menerima bahwa dunia akan tau ‘rahasia kecil’
ini. Ehem.
Alasan pertama, tau kan
kalau sedang musim hujan jemuran itu susah keringnya? Dan kalau sudah
berhari-hari menginap di jemuran baunya mengharuskanmu untuk mencucinya lagi. Coba
bayangkan! Kamu harus mencuci lagi baju yang sudah kamu tunggu berhari-hari
agar kering tapi ternyata harus dicuci lagi gara-gara aromanya seharum bunga bangkai.
Dan jangan lupakan tumpukan cucian lain yang hadir sesaat setelah kamu berhasil
mencuci cucian pertama. Numpuk! Mending kalau masih ada baju di lemari yang
bisa dipakai. Nah kalau nggak ada gimana?
Alasan kedua, sayang diri-sendiri.
Saya bukan tipe wanita tangguh yang tetep sehat meski dihempas batu jalanan. Memang
tidak serapuh dandelion yang cuma ditiup langsung melayang sih. Tapi, dengan
kondisi jasmani dan rohani saya seperti ini, saya belum berani hujan-hujanan
karena jika hal yang tidak diinginkan terjadi (dibaca: sakit) akan dapat
meresahkan dan merepotkan banyak orang. Meresahkan keluarga di rumah dan
merepotkan adek-adek kost.
“Tapi
kan, kalau sudah suka apapun akan dikorbankan. Yah kalau sukanya beneran sih.”
Kita beda pendapat disini. Perasaan
suka tidak harus membuat kita menderita. Menderita akan sesuatu bukan berarti
kita menyukainya. Begitu sebaliknya, jika kita tidak menderita akan sesuatu
bukan berarti kita tidak menyukainya. Jujur saya tidak mengerti alasan saya
menyukai hujan. Perasaan suka itu hadir begitu saja. Sama seperti perasaan
kalian yang suka pantai, senja, dan lain sebagainya. Bisa jelaskan kenapa kalian
menyukainya? Oke, kalian punya alasan. Karena di pantai kalian bisa main pasir
atau main air atau alasan lainnnya. Yang suka senja, karena senja itu
menenangkan dan lain sebagainya. Tapi, untuk hal-hal lainnya yang mirip dengan
kalian sukai itu, kenapa kalian tidak menyukainya juga? Misal, sunrise dan sunset warnanya sama-sama oranye kan? Lalu kenapa kalian lebih
memilih senja untuk dikagumi? Akuilah. Kadang menyukai sesuatu tidak butuh
alasan. Rasa suka itu hadir begitu saja dengan membawa ketentraman hati. Memang
kita bisa menyampaikan alasan atas rasa suka tersebut. Tapi, percaya deh. Rasa suka
itu hadir sebelum ada alasan yang kalian sebutkan tadi. Awalnya kita tidak
punya alasan menyukainya, tapi karena ada pertanyaan maka kita menyiapkan
jawabannya. Emmm... kenaa jadi panjang begini ya wkwkw. Sebenarnya yang ingin
saya sampaikan adalah untuk berkorban demi sesuatu yang kita sukai tidak harus ‘bersentuhan’
dengannya. Terkadang menjaga jarak adalah pengorbanan yang paling tepat agar
satu sama lain tidak saling menyakiti dan juga tidak membawa ketidaknyamanan
bagi makhluk lain disekitarnya. Analogi yang biasa digunakan orang untuk
menggambarkan kondisi seperti ini adalah matahari dan bumi. Mendekat berarti
saling menghancurkan, menjaga jarak justru akan menyelamatkan banyak kehidupan.
Saya suka hujan. Gemericiknya
menenangkan. Membuat saya merasa tidak sendiri meski sebenarnya sedang sendiri
di kamar. Dan kehadirannya ‘memaksa’ saya untuk memanfaatkan senjata yang hanya
dimiliki oleh seorang muslim: doa. Allaahumma shoyyiban naafi’an. Ya Allah, semoga
hujan ini membawa kesuburan dan kemanfaatan J
Surabaya, 11.01.2015 |
@dyahokta_via
0 komentar:
Posting Komentar
Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^