Kolokium dan Sholat

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Tulisan ini dibuat untuk menyadarkan diri-sendiri, sama seperti tulisan-tulisan yang lain hehe. Istilahnya #selftalk. Oke kita mulai. 
Seringkali peristiwa biasa dianggap istimewa dan sebaliknya, peristiwa yang istimewa bahkan yang paling istimewa pun dianggap biasa saja. Kolokium, misalnya #mulaicurhat. Mata kuliah 2 sks ini membutuhkan mata yang akan terbuka lebih lama dari biasanya, tangan yang akan mengetik lebih sering dari biasanya, niat yang lebih ikhlas dari biasanya serta kopi yang lebih banyak dari biasanya (jangan terbawa arus kalimat ini ya hehe). Sebenarnya simpel saja yang 'dituntut oleh mata kuliah ini. Kami hanya perlu membahas jurnal internasional dan mempresentasikannya di depan khalayak umum (baca: dosen pembimbing, dosen penguji dan beberapa teman seangkatan). Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh dosen penguji dan selesai. Presentasi sukses! Aamiin.
Tapi begitulah, hal yang 'biasa' ini dianggap agak luar biasa. Kalimat ketiga pada paragraf sebelumnya cukup merepresentasikan persepsi itu. Bahkan untuk beberapa orang yang kompleks, hal 'sepele' seperti kolokium akan lebih mengerikan dari apapun (kita sama-sama berdoa semoga ini hanya hoax saja, aamiin). Memang begitulah kenyataannya. 
Saya setuju dengan opini yang menyatakan bahwa hal yang dianggap istimewa biasanya kecil (atau bahkan sangat kecil) frekuensi keterjadiannya (ada kata yang lebih pas untuk mengganti kata terakhir ini?). Kolokium, misalnya #lagilagicurhat. Tidak setiap hari (atau bahkan bulan) kami membahas dan mempresentasikan jurnal internasional seperti ini. Apalagi berhadapan dengan tiga orang penguji, rasanya seperti sidang TA saja. Jadi, untuk 'orang biasa' wajar jika kolokium menjadi hal yang istimewa. Tidak terkecuali saya (kita sama-sama berdoa semoga hal ini hanya hoax saja, aamiin). Hal ini cukup mengundang kekhawatiran bagi beberapa (atau mungkin banyak) orang. Bayangkan saja, jantung seorang kader sanggup berdetak lebih kencang dari biasanya hanya untuk mata kuliah dua sks yang kami sebut kolokium #apaini #kokngomongin #kader #sih. Ya! Itu kolokium pemirsa! Bukan zionis! Bukan perang! Bukan akhirat! Bukan segala-galanya! Jadi jangan lebay ya :) 
Dan sholat. Pertemuan yang begitu istimewa, tapi jarang sekali dianggap istimewa #sekalilagiini #selftalk. Begitu terlihat persepsi itu dari waktu yang digunakan, baik awal maupun akhirnya, prosesnya, raut wajah dan disetiap gerak serta ucapannya. Begitu biasa rasanya. Apa pantas seorang kader seperti itu? #lagilagingomongin #kader. Yah, pada akhirnya memang orang yang luar biasa hati dan pikirannyalah, yang akan mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Seperti kolokium dan sholat. Siapakah orang itu? :)

Probolinggo
3 Rabi'ul Akhir 1435 H 

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^