Urgensi Kepo

Assalaamualaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh…

Ceritanya beberapa menit yang lalu saya baru selesai ngepoin seorang akhwat. Tulisan ‘akhwat ini’ semacam bersifat adiktif, hampir sama dengan tulisan ‘akhwat itu’. Sama-sama lucu dan bermakna (kadang), tapi tulisan ‘akhwat ini’ lebih brutal humornya. Jadi semacam tulisan Raditya Dika versi akhwat sholihah. Haha. Tapi, maaf. Identitas korban kepo saya yang ini akan dirahasiakan untuk sementara waktu, hingga batas waktu yang belum ditentukan. Sekali lagi maaf ya, ini demi kemaslahatan bersama. Sejujurnya karena saya masih ingin menikmatinya sendiri (meski sebenarnya blog tersebut sudah lama terkenal).
Beragam tulisan dihadirkan si ‘akhwat ini’ dalam satu blog tersebut. Mulai dari yang bermakna indah hingga yang hanya berisi nyanyian Doraemon. Saya menyusurinya dari ba’da isya’ tadi hingga beberapa menit yang lalu. Ya! Memang berpuluh-puluh tab berbaris meminta untuk dibaca. Sengaja saya buka tab sebanyak itu karena modemnya keburu dibawa Hajar pulang ke rumah. Dia sakit, jadi harus pulang malam ini juga T.T
            Saya buka sedikit identitasnya deh, demi kalian *senyum*. Dia adalah seorang istri dari seorang aktivis yang mempunyai follower twitter 15K lebih dikit. Siapa hayooo? :D
            Si mbak memang tidak terlalu sering nulis (atau mungkin tidak semua tulisannya diposting). Sebulan hanya sekitar tiga kali saja. Tapi, kalau dibandingkan dengan penulis blog yang Anda baca saat ini, jelas lebih rajin mbaknya. Hampir semua yang terlintas dipikirannya bertransformasi menjadi sebuah untaian kata yang kocak namun bermakna (kadang). Probabilitasnya cukup besar, karena ada beberapa tulisan yang benar-benar absurd. Hanya berisi nyanyian Doraemon atau sepatah dua patah kalimat saja. Yah! Terkadang beberapa orang menunjukkan kondisi ke-absurd-annya melalui hal-hal yang ia sukai, seperti menulis misalnya. Sedang saya tidak begitu. Bahkan pikiran yang mungkin akan menjadi tulisan yang apik (ala saya) pun seringkali tak memiliki kesempatan untuk terungkap meski hanya dalam satu kata saja. Entah, mungkin saya terlalu selektif. Atau terlalu khawatir memikirkan waktu yang akan banyak tersita untuk menuliskannya. Padahal, rasa khawatir itu sendiri telah membuang banyak waktu berharga saya hingga saya masih menjadi makhluk seperti sekarang ini. Huff… sejujurnya hal ini menyebalkan!
            Sebenarnya yang mau (tiba-tiba) saya sampaikan adalah kepo itu penting! Dengan kepo kamu bisa mendapatkan banyak sekali informasi. Yang saya maksud disini adalah kepoin orang. Tentu saja kamu harus selektif, jangan semua orang dikepoin. Tips pertama dari saya, hindari ngepoin orang yang tweetnya atau statusnya seringkali absurd dan tidak bermakna, punya saya misalnya. Pilih akun-akun yang bisa memberikan informasi berkualitas sehingga aktivitas kepomu tidak percuma dan berguna demi masa depanmu. Misal, akun para aktivis (dan istrinya jika ada), tokoh parpol (dan istrinya jika ada), mereka yang mempunyai jabatan di pemerintahan (dan istrinya jika ada), petinggi ormawa kampus (dan istrinya jika ada), mantan petinggi ormawa kampus (dan istrinya jika ada), atau para akhtivis dan ukhtivis yang keren beken. Percaya deh, tidak ada ruginya jadi orang kepo. Buktinya, saya bisa jadi kayak gini sekarang. Ahahaha. Jadi kepoers maksudnya. Wkwkw.
            Jadi, mulailah kepo dari sekarang! Jangan buang waktumu hanya untuk mengkhawatirkan akibat dari dampak negatif dari aktivitas ini! Karena (menurut pengalaman saya pribadi) kepo akan sangat membantu Anda menemukan hal-hal baru yang mungkin akan menjadi hobi baru atau mood buster saat Anda sedang suntuk oleh kolokium dkk. Kepo menjadikan Anda seorang manusia dengan banyak referensi dan banyak link (yang di-share para korban kepo) sehingga tidak kebingungan saat online yang membuat Anda hanya sanggup membuka dua tab saja, yaitu Facebook dan Twitter (kebanyakan teman saya gitu, kasihan!).

Surabaya

18 Rabi’ul Akhir 1435 H

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^