Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi
Wabarakaatuh
Manusia hidup berdampingan dengan amanah. Rasanya hubungan
keduanya sangat akrab sekali. Sampai-sampai tak ada sedetikpun waktu yang
terlewati oleh amanah. Dan sudah menjadi
kewajiban manusia untuk berusaha semaksimal mungkin memegang amanah tersebut
sesuai kemampuannya *kemudian ngaca*
Biasanya amanah dekat sekali dengan profesi seseorang. Misalnya,
mahasiswa dekat sekali dengan amanah sebagai seorang pengurus BEM, himpunan
mahasiswa, LDJ atau organisasi lainnya. Dan untuk menunjang keuangan pribadi,
mahasiswa seringkali mencari kucuran dana dari LBB. Yap! Dia memilih untuk
menjadi seorang guru les. Itu juga amanah lo.
Nah! Ngomongin soal
jadi guru les, Alhamdulillah saya baru saja dapet job baru wkwkw. Lumayan fee-nya.
Alamatnya juga gak terlalu jauh dari Keputih.
Sebenarnya sih saya mau ngomongin Bapak tukang tambal ban,
kok pembukaannya gak nyambung ya -_____-
Jadi, hari Kamis sore kemarin saya menuju Kenjeran untuk
belajar bersama dengan adik les terbaru. Sekitar satu kilo sebelum sampai di
rumah adek F, setir motor mulai bergoyang ke kiri dan ke kanan. Ternyata benar,
ban depan dan belakang kempes pemirsah -_____-. Karena sudah hampir sampai (dan
tidak tau tempat tambal ban, udah telat juga), jadi saya putuskan untuk terus
saja melaju dengan setir yang bergoyang. Alhamdulillah sampai juga di rumah
adek F tanpa harus mendorong motor ehehe. Pulangnya baru deh menuju gerobak ijo
(sesuai dengan petunjuk adek F) untuk menambal ban. Awalnya gerobak tersebut
tertutup rapat. Sempat berpikir bakal dorong motor sampai berkilo-kilo jauhnya
(Kenjeran-Mulyosari lumayan lah ya). Alhamdulillah… bapak pemilik gerobak datang
dengan harapan baru wkwkw.
Beberapa menit berlalu dan ban saya sukses tertambal. Ban belakang
bocor, sedangkan ban depan hanya kempes saja. Total uang yang harus saya bayar
adalah Rp. 7.000,- saja. Awalnya PD saja buka dompet tanpa berpikir aneh-aneh,
karena saya percaya masih ada setidaknya lembaran merah disana (sepuluh ribuan
maksudnya). Ternyata, hanya tergeletak dengan lemas selembar uang berwarna biru
dengan gambar Pangeran Pattimura.
Dengan sedikit muka memelas, saya berkata kepada bapak
pahlawan ban motor ini, Maaf, Pak. Ternyata saya tidak bawa uang. ATM BNI
dimana ya, Pak?”.
Dengan modal instruksi yang diberikan bapak pahlawan motor ini, saya berhasil narik duit biru cerah dari mesin yang
disebut ATM. Pas kembali ke gerobak ijo, dengan bapak pahlawan ban motor
didalamnya, saya menyodorkan uang biru cerah tersebut. Sayang bapak pahlawan
ban motor ini menolak dengan berkata, “Ada uang kecil, Dek? Saya gak punya
kembalian.” Walah pak, tau begini saya kan langsung pulang aja tadi gak pake
balik wkwkw. Yah! Saya hanya bisa berjanji untuk membayar hari Selasa minggu
depan. Dan bapaknya melepas saya dengan ikhlas. Alhamdulillah… hehe. Semua ini
tidak terlepas dari tampang baik-baik saja wkwkw.
Surabaya
29
Rabi’ul Akhir 1435 H
0 komentar:
Posting Komentar
Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^