Planet

www.wikipaintings.com
H-13 Idul Fitri, siapkah kita untuk kembali suci?

Mengembara dari satu amal ke amal yang lain, berusaha mencari ridha Ilahi. Tak luput dari harapan diterimanya amal ibadah dan diampuninya dosa. Karena sungguh tak sanggup jika harus menerima siksa neraka terlebih dahulu sebelum diijinkan untuk menikmati surga. Tetapi, diri juga terkadang merasa malas mengerjakan perintah-Nya. Terkadang juga sesekali memaklumi (apologi) kesalahan-kesalahan yang disengaja. “Wajarlah, kita kan manusia.” Padahal sekecil apapun amal ibadah tersebut, sungguh tak akan luput dari hisab.
"Sesiapa mengerjakan kebaikan walau sebesar zarah, nescaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan sesiapa yg mengerjakan kejahatan walau sebesar zarah, nescaya dia akan melihat (balasan)nya pula." (Al-Zalzalah 7-8)

Mengembara dari suatu tempat ke tempat yang lain. Mencari ilmu demi masa depan. Berdalih untuk menjalankan perintah-Nya, padahal fokus utama adalah harta dunia. Sadar bahwa tujuan itu kurang tepat, tetapi penyakit hubbud dunya ini tak mudah disembuhkan. Berdoa agar penyakit ganas ini segera bisa benar-benar sembuh sehingga ridho Allah SWT bisa diraih melalui majelis ilmu ini. Insya Allah.
Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.

Mengembara dari satu teman ke teman yang lain. Berusaha mengambil pelajaran dari setiap karakter seorang teman, juga dari kisah hidup mereka. Dari sekian banyak teman, ada yang begitu bersemangat membantu orang lain. Karena ia yakin, dengan mampermudah urusan orang lain maka Allah SWT akan memudahkan urusan kita. Ada yang begitu peduli dengan temannya, sampai-sampai merasa begitu menyesal ketika nilai IPK temannya turun meskipun nilainya sendiri baik-baik saja bahkan lebih dari sekedar baik. Karena ia tau, Islam mengajarkan kita dalam kehidupan sosial. Peduli terhadap sesama, bukan “Yang penting aku selamat.” Dan banyak lagi karakter unik diri mereka, begitu juga dengan pembelajaran yang saya dapatkan.
Perumpamaan teman yang soleh dan teman yang buruk adalah ibarat penjual minyak wangi dan peniup tungku. Penjual minyak wangi bisa memberimu tanpa kita harus membeli, atau (paling tidak) engkau akan mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan peniup tungku bisa membakar pakaianmu atau engkau akan mencium bau busuk darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengembara dari satu buku ke buku yang lain. Setiap buku memberikan pelajaran yang baru. Terkadang bisa membuat pembacanya sadar bahwa kualitas dirinya begitu rendah jika dibandingkan dengan para sahabat Rasul, sadar betapa ibadahnya begitu kecil jika dibandingkan mereka-mereka yang berani mati karena Allah SWT. Sadar bahwa ilmu Allah begitu luas dan manusia yang sekecil ini tak akan mampu untuk mempelajari semuanya.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(QS. Al ‘Alaq :1-5)

Mengembara dari satu kisah ke kisah yang lain. Berusaha mengambil hikmah dari suatu kisah. Berusaha meyakini dengan hati bahwa takdir yang Allah tuliskan selalu yang terbaik, meski hal itu tidak kita inginkan. Kisah membuat seseorang menyadari betapa kerdilnya iman, ketika cobaan kecil sudah sanggup membuat hati gundah tidak karuan.
...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

Probolinggo
18 Ramadhan 1434 H

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^