Assalamualaikum :)
Hari ini, Sabtu, 22 Syafar 1434 (5 Januari 2013) ada
kajian akbar di Masjid Manarul Ilmi ITS yang diselengarakan oleh Lembaga Dakwah
Jurusan Material dan Metalurgi Ash Habul Kahfi ITS. Temanya “Happy New Year” So What? -__-. Acara ini menghadirkan Ust Chr Bangun
Samudra. Beliau adalah seorang da'i muallaf. Tentang profil beliau, saya akan
bahas di tulisan yang lain yaa :)
Ust Bangun menjelaskan bahwa muslim punya dua hari raya,
yaitu hari raya yang berulang tiap minggu yaitu hari Jumat dan hari raya yang
berulang setiap tahun yaitu Idul Fitri dan Idul Adha. Dan muslim tidak boleh
ikut-ikutan merayakan tahun baru masehi karena itu bukan tahun baru muslim.
Beliau juga mengajak kami untuk mulai menggunakan
kalender hijriah yang memang merupakan kalendernya muslim. Di rumah beliau,
tidak ada kalender masehi. Jika kalender yang biasa biasanya lebih mengutamakan
bulan masehi, kalender yang beliau miliki lebih mengutamakan bulan hijriah.
Lebih mengutamakan disini maksudnya penulisan bulan pada kalender. Pada
kalender biasa, bulan Januari, Februari, Maret dst ditulis seperti biasa.
Sedangkan bulan Muharram, Syafar, Rabiul Awal dst ditulis dengan format seperti
berikut: Muharram / Syafar, Syafar / Rabiul Awal, Rabiul Awal / Rabiul Akhir dst.
Bulan Januari dan kawan-kawan bukan bulannya muslim, melainkan bulannya orang
non-muslim. Seperti bulan Juli yang berasal dari nama seorang Raja yang
berkuasa saat itu yaitu Julius, juga bulan Agustus yang berasal dari nama
Agustus.
Beliau juga membahas tentang nama-nama hari. Ahad yang
berasal dari kata “ahad” yang artinya satu (hari pertama), Senin dari kata
“isnaini” yang artinya dua (hari kedua), Selasa dari kata “salasa” yang artinya
tiga (hari ketiga), Rabu dari kata “arba'” yang artinya empat (hari keempat),
Kamis dari kata “khomis” yang artinya lima (hari kelima), Jum'at dari Surah Al
Jumuah yang artinya hari Jum'at dan Sabtu yang berasal dari Surah An Naba' ayat
ke-9 kata yang artinya istirahat. Nama hari yang bagus, tetapi banyak yang mau
(secara tidak sadar) menggunakan hari-hari yang diciptakan oleh orang
non-muslim. Seperti Sunday yang artinya hari penyembahan terhadap dewa
matahari, dan hari-hari yang lain yang juga berasal dari nama-nama dewa.
Beliau mengajak yang hadir pada acara itu untuk bangga
terhadap segala yang dimiliki muslim seperti tahun hijriah dan hari yang telah
dibahas diatas. Kebanggaan tersebut dapat ditunjukkan dengan menggunakan
kalender hijriah. Dan ketika menulis hari/tanggal/bulan menggunakan format
kalender hijriah, misal Sabtu, 22 Syafar 1434 (5 Januari 2013).
Itulah tausiyah beliau yang masih tertancap di memori
saya. Semoga tulisan ini bermanfaat buat kita semua ^_^
Surabaya
23 Syafar
1434 H
6 komentar:
suka banget dengan ceramahnya ustadz bangun samudra
Subhanallah.. Ustadz muallaf ini semoga bisa selalu memberikan kajian - kajian yang bermanfaat buat kita :) Amin
pembahasan profil ust. bangun samudra dimana?
mungkin bisa dicatat kutipan surat dan ayat yg dia pakai saat ceramah. karena yg pernah saya lihat dia asal comot surat dan ayat yang tidak sesuai. bahkan suatu ayat dia potong untuk mendukung ceramahnya.
Ustad jg manusia beliau adalah mualaf jd bl ada yg menurut km asal comot,itu bs dimaklumi.
mantap totalitas muslim klo boleh ceramah di tempat saya komandan
Posting Komentar
Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^