Sederhana, Menginspirasi :)


Assalamu'alaikum :)
Seraya menunggu adzan maghrib, saya akan mengajak 10 jari tangan saya untuk menari sejenak. Sekedar menuliskan beberapa paragraf agar tercipta sebuah tulisan. Semoga bermanfaat. Aamiin.
Hari ini, saya akan menceritakan peristiwa yang pernah saya alami beberapa minggu yang lalu. Sebelum saya lupa, peristiwa ini harus tertulis agar abadi (meski sebenarnya tidak ada yang abadi kecuali Dia).
Hari itu, masih pagi. Saya lupa harinya, yang saya ingat hanya waktu peristiwa ini terjadi, matahari masih terasa hangat. Seperti biasa karena sepeda pancal saya rusak, saya harus berjalan kaki ke kampus yang berjarak beberapa kilo saja dari kosan. Hari itu, saya buru-buru menuju kampus karena beberapa menit lagi kuliah akan dimulai. Dengan langkah yang masih normal saya berjalan melewati warung, toko, kosan dan akhirnya melewati jembatan kecil yang terkenal dengan nama Jembatan Shiratul Mustaqim. Mengapa? Karena memang jembatannya kecil dan hanya muat untuk satu motor saja. Beberapa meter dari jembatan, ada seorang cewek menawarkan diri untuk membonceng saya di belakang motornya. Cewek tersebut—seingat saya—memakai baju kotak-kotak merah dan memakai penutup hidung (slayer). Sedikit mengernyitkan dahi, berusaha mengenali suaranya dan mengenali wajahnya yang sebagian tertutup slayer, saya mengiyakan. Begini kira-kira percakapan singkat kami:

She : “Mau bareng gak?”
Saya : “Hah? Boleh.” (Sambil mengernyitkan dahi, berusaha mengenali suara dan wajahnya)
She : “Kamu mau kemana?”
Saya : “Ke jurusan. Hehe. Eh kamu siapa?”
She : “Aku biasa nebengin anak yang jalan sendirian.” (Maksudnya, “Kamu nggak kenal aku kok”)
Saya : “Oh... kamu jurusan apa?”
She : “Biologi.”
Saya : “Namamu siapa?”
She : “Ari.”
Saya : “Oalah... Ari. Makasih yaa.”
She : “Iyaa. Sama-sama. Mau diturunin dimana nih?”
Saya : “Aku jurusan Kimia. Turunin di deket masjid aja.”
She : “Okee.”

Beberapa menit berlalu, saya sampai di sebelah selatan masjid dan saatnya saya turun. Sebenarnya, saya ingin bertanya lebih banyak atau sekedar menyalaminya dan mengenalkan diri. Sayangnya, mungkin karena buru-buru, dia berlalu begitu saja. Alhamdulillah masih sempat bilang terima kasih sebelum dia berlalu.
Kisah yang sederhana kan? Tapi, sungguh, dari sekian ribu mahasiswi bermotor yang tidak membonceng siapapun dan tidak memiliki kepentingan yang mendesak, hanya Ari yang menginspirasi saya dengan cara yang seperti itu. Ternyata dengan perbuatan baik yang sederhana, kita bisa menginspirasi orang yaa :)

Ari, terima kasih saya ucapkan sekali lagi. Saya ingin mengenalmu lebih dekat sebenarnya. Ingin tau lebih banyak tentang cerita kebaikanmu. Ingin terinspirasi sekali lagi atau mungkin berkali-kali oleh perbuatan baikmu yang sederhana. Tetapi, tetap saya ucapkan terima kasih meski hanya sekali. Terima kasih :)

Surabaya
24 Jumadil Awal 1434 H

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^