Inginnya Menjadi Orang Biasa


Assalamu'alaikum :)

www.deviantart.com

Malam yang tenang meski dengan rintik hujan dan kilatan petir. Tenang karena insyaAllah masih diberi nikmat iman dan Islam. Tenang karena masih diberi kesempatan hidup sampai detik ini. Alhamdulillah...
Malam yang tenang ini kana diwarnai oleh suara jari yang menari di atas keyboard laptop. Tenang, tidak akan mengganggu siapapun meski geraknya cepat. Jari ini memang tidak bermaksud mengganggu, hanya ingin menuliskan sebuah pikiran dalam otak dan rasa dalam hati yang perlu untuk diwujudkan dalam sebuah tulisan. Harapannya, semoga memberi manfaat kepada siapapun. Aamiin :)
Tulisan ini tentang penulis yang selalu ingin jadi orang yang biasa. Tapi, alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk terus berusaha hingga sekarang karena belum bisa menjadi orang yang biasa. Bukan berarti sedang menjadi orang yang luar biasa, tapi tidak biasa. Tidak biasa, bukan luar biasa. Mengapa ingin menjadi orang yang biasa?
Hampir semua orang ingin menjadi orang yang luar biasa. Luar biasa prestasinya, luar biasa kontribusinya, luar biasa ibadahnya dan luar biasa kebermanfaatannya. Tapi, saya rasa perlu untuk menjadi orang yang biasa dahulu untuk kemudian menjadi yang luar biasa. Sepakat? Belum? Okee. Mungkin perlu disamakan definisi “orang biasa” disini.
Orang biasa, bukan biasa-biasa saja kehidupannya, bukan biasa-biasa saja prestasinya, bukan biasa-biasa saja kontribusinya, ibadahnya dan kebermanfaatannya. Tetapi, orang biasa adalah orang yang biasa sabar dalam menghadapi segala sesuatu, biasa selalu bersyukur atas segala takdir, biasa berprasangka baik terhadap manusia dan Allah SWT, biasa tersenyum dalam keadaan apapun, biasa bersikap ramah terhadap siapapun, biasa menjadi teman dan sahabat yang setia, biasa membahagiakan orang tua, biasa total dalam melakukan apapun terutama ibadah, biasa melakukan segala hal hanya untuk mengharapkan ridho Allah SWT, biasa berusaha dan berdoa dengan penuh keyakinan, biasa memberi kepada yang membutuhkan, dan “biasa” yang lain.
Sampai disini, apakah ada yang belum sepakat dengan pernyataan saya pada paragraf dua di atas? Tidak harus sepakat, berbeda pendapat itu baik. Dengan begitu kita bisa berkomunikasi, bertukar pikiran dan saling berbagi ilmu satu sama lain. Sepakat? Alhamdulillah :)
Jari ini belum lelah menari, keyboard pun masih menyimpan rasa rindu pada ujung jari yang semakin jarang menemuinya. Sayang sekali, kebiasaan buruk penulis yaitu tidak bisa bangun jam 3 pagi jika tidur terlalu larut membuat pertemuan ini harus berakhir untuk kemudian dilanjutnya kembali pada episode berikutnya. Sampai jumpa.
Wassalamua'alaikum :)

Surabaya
21 Jumadil Awal 1434 H

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Menginspirasi :)

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^