Yahudi, Penggila Buku


Assalamualaikum :)
Ehem... file ini sudah dari sekitar sebulan yang lalu saya download, tapi baru hari ini saya membacanya. Hehe. Bukan karena sibuk dan tidak punya waktu, tapi memang dasar sayanya yang pemalas. Okee jangan ditiru.
Ada artikel yang menarik dan membangkitkan minat baca saya di koran CAK ini, judulnya “Mengapa Yahudi 'Berprestasi'?”. Hanya ingin membangkitkan minat baca teman-teman juga nih, makanya saya share disini. Kalau ada yang minat untuk men-downloadnya, saya lupa link-nya. Hehe. Komen saja yaa, nanti insya Allah saya kirim via email.

Koran CAK!

Ini dia artikelnya:


Kelak akan datang suatu zaman, di mana kalian bagaikan makanan lezat yng terhidang di atas meja, kemudian diperebutkan, dicabik,dan dilahap oleh orang-orang yang lapar. Jumlah kalian sangat banyak, tetapi kualitasnya bagaikan buih. Karena dalam jiwa kalian ada penyakit hubbud dunya wa karahiyatul maut (cinta dunia dan takut mati). (HR. Baihaqi. Hadits Hasan)

OLEH NUR ABDILLAH SIDDIQ
Tahukah Anda bahwa produk-produk seperti Jeans, Lipstick, Ballpoin Pen, dan Laser adalah karya orang Yahudi? Jeans adalah karya Levi Strauss (1873), Lipstick adalah karya Maurice Levi (1915), Ballpoin Pen adalah karya Lazlo Biro (1938), dan Laser adalah karya Gordon Gould (1958). Selain itu, Sibliger mencatat prestasi fenomenal orang Yahudi diantaranya :
- Majalah Forbes mencatat dari 400 orang terkaya di Amerika maka 45%-nya orang Yahudi. (Padahal penduduk Yahudi hanya 2% dari total penduduk Amerika).
- 20% Profesor yang mengajar di universitas bergengsi di Amerika adalah Yahudi.
- 25% penerima hadiah nobel dari Amerika Serikat adalah Yahudi Berdasarkan laporan Pew Forum on Religion and Public Live (Republika, 9 Oktober 2009), perbandingan populasi umat muslim dan Yahudi adalah 107 banding 1. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa umat Yahudi yang kecil dapat mengalahkan umat Islam yang sangat besar secara jumlah dalam bidang prestasi dan pencapaian di dunia?
Ternyata jawaban atas pertanyaan tersebut telah dijawab 14 abad lalu dalam kitab suci Al- Quran, “...Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar...”, (Terjemahan QS. Al-Baqarah: 249).
Ayat ini mengetuk-ngetuk diri setiap pribadi Muslim bahwa “izin Allah” adalah kunci untuk kemenangan yang tidak lain adalah kualitas, yaitu sikap diri untuk selalu menghasilkan sesuatu yang terbaik (ihsan atau excellent). Kualitas diri yang prima dari umat Yahudi bahkan dipuji oleh Johan Wolfgang von Goethe, “Energi adalah dasar dari segalanya. Orang-orang Yahudi betapa pun kecilnya, kelompok mereka selalu mengejar tujuannya dengan sangat meyakinkan. Mereka makhluk paling tidak mau diam di atas bumi ini”. Pernyataan Wolfgang tersebut menandakan militansi Yahudi dalam membuat sasaran dan mengerjakan usaha hingga sasaran tersebut dapat tercapai.
Prestasi yang telah banyak dicapai oleh Yahudi disebabkan oleh:
a. Kepercayaan diri yang sangat kuat. Walaupun jumlahnya sangat minoritas, mereka mampu memberikan pengaruh yang kuat di mana pun mereka berada. Sifatnya yang ekslusif dan etnosentris serta cita-cita dan mitologi yang diyakini bersama membuat hubungan hubungan di antara individu maupun kelompoknya menjadi satu komunitas yang sangat kental. Umat Yahudi meyakini bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan, sehingga mau tidak mau untuk mewujudkan keyakinan tersebut mereka akan berusaha segenap tenaga untuk menjadi bangsa pilihan Tuhan, bahkan mereka merasa bersalah apabila tidak mempersembahkan karya besar bagi Tuhan mereka.
b. Gemar Membaca. Orang-orang Yahudi adalah kaum yang paling tinggi minat bacanya. Mereka membaca buku tebal dengan hardcover. Menurut majalah reform jewish, 70% orang Yahudi Amerika membelanjakan uangnya untuk membeli buku hardcover dengan rincian 39% membeli 1-5 buku, 9% membeli 6-9 judul buku, dan 17% membeli lebih dari 10 judul buku pertahun. Kebiasaan membaca ini hanya dapat dikalahkan oleh orang-orang Jepang yang sama gilanya bila mereka membaca buku. Orang Jepang diperkirakan melahap buku bacaan rata-rata 12 buku dan 35 majalah setiap tahun, dan tentu saja mereka pun makhluk keranjingan membaca surat kabar. Belanja buku orang Jepang setiap tahun hampir mencapai 1 triliyun yen bahkan lebih. Hukum universal berlaku, barang siapa yang gemar membaca maka akan mendapatkan informasi, siapa yang mendapatkan informasi maka akan mendapatkan pengetahuan, siapa yang menguasai pengetahuan maka akan menguasai teknologi. Dan siapa yang menguasai informasi, pengetahuan dan teknologi, maka bersiaplah untuk menjadi “raja dunia”. Dan semua itu diawali dengan satu kata perintah, yakni Iqro (Bacalah). Oleh karena itu, saatnya umat Islam bangkit.
Islam mengalami masa keemasan di zaman Andalusia dimana banyak tokoh-tokoh terkemuka dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Abu Qasim az-Zahrawi (The Father of Surgery), Ibnu Tufail (ahli filsafat), Ibnu Rusyd (sang multitalenta),dan masih banyak tokoh yang lainnya. Mereka adalah batu bata yang menyusun bangunan kebesaran umat Islam. Memang tanpa keberadaan kita dalam meraih prestasi, tidak akan merubah Sunnatullah bahwa kelak Islam akan bangkit kembali. Tetapi jangan sampai ada yang ketinggalan momen besar ini, dimana kejayaan sudah bisa diraih namun tidak ikut berbuat apaapa. Mulai sekarang harus diyakini bahwa setiap diri kita adalah arsitek. Arsitek yang ikut membangun terwujudnya peradaban Islam di muka bumi ini.

Masih ada yang malas untuk membaca? Cupu ah :P

Probolinggo
17 Syafar 1434 H

0 komentar:

Posting Komentar

Kolom dibawah ini cukup kan untuk menampung kata-kata inspirasimu? ^_^